Langsung ke konten utama

Resume ke-12

Kharisma Majalah Sekolah


 

Resume ke : 12

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Jum’at/11 Februari 2022/19.00 WIB

Materi : Mengelola Majalah Sekolah

Narasumber : Widya Setyaningsih, S. Ag

Moderator : Maesaroh

 

“Sejatinya setiap peserta dikelas ini adalah mutiara dengan busur pena yang siap merangkai notasi nada, mengukir frasa  lewat tinta yang berdenyut di ujung pena maya agar menjadi sebuah karya. Manakala sudah tiada, pena itu menjadi jembatan kenangan yang tetap hangat sepanjang zaman”, secuil kalimat pembuka dari moderator cantik malam ini Bu Maesaroh membakar semangat para peserta pelatihan malam ini.

Materi malam ini akan disampaikan arek Malang yang bernama Widya Setyaningsih, S. Ag. Bu Widya adalah alumni gelombang 21 yang lulus untuk pertama kalinya dengan predikat peserta terbaik. Buku solonya “Laras-laras Makna Dalam Puisi”, dimentori oleh Bu Maesaroh sendiri.

“It’s My Dream” (baca dengan intonasi Kinan πŸ˜‚). Begitulah narasumber menceritakan kebanggaannya akan pencapaian saat ini. Beliau sedang mempersiapkan buku solo kedua, yang bertemakan dongeng untuk anakku. Untuk lebih lengkapnya teman-teman bloger bisa mampir disini.

Malam ini beliau akan memberikan materi yang merupakan pengalaman 10 tahun beliau mejadi pimred majalah sekolah "Kharisma". 

Apa sih majalah itu?

Majalah (KBBI) adalah terbitan yang isinya meliputi liputan jurnalitik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca.

Majalah ada yang diterbitkan mingguan, tengah bulan, bulanan, dsb. Tergantung pada kebutuhan dan permintaan. Menurut isinya, majalah bisa dibedakan menjadi majalah berita, anak-anak, wanita, dll.


 Kalau majalah sekolah itu apa?

Majalah sekolah adalah majalah yang dikelola, dibuat, dan diedarkan dikalangan sekolah. Dari sekolah untuk sekolah.

Bagaimana ‘Kharisma” bisa terbit?

Lahir pada tahun 2007, tapi sempat vakum 2 tahun. Awal tampilan hanya berukuran 21 cm x 16 cm, separuh folio, hanya berupa fotokopian hitam putih sederhana. Sesederhana isinya.

Crewpun hanya ada 2 orang pimred merangkap layout, dan narasumber sendiri sebagai reporter merangkap editor.

Di tahun 2010 ketika narasumber diangkat menjadi pimred, dilakukan pembaruan total, mulai dari tampilan, hingga isi yang menarik dan beragam.

YUk kita belajar mengelola majalah sekolah...


Apa saja manfaat menerbitkan majalah sekolah ?

5 point diatas membuat  Akreditasi A mudah berada dipangkuan sekolah.

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menerbitkan majalah sekolah ?

1.   Nama majalah. Cari nama yang unik dan mudah diingat.

Misalnya : Kharisma yang merupakan singkatan dari Khadijah Is My Inspiration.

2.   Visi Misi sekolah

3.   Salam redaksi.

4.   Artikel yang ditampilkan : bisa cerita bergambar yang dibuat oleh anak yang memiliki hoby menggambar

   


Informasi inspiratif

Pelajaran bahasa Inggris, bahasa Arab, atau pelajaran lain bisa berkala sesuai kebutuhan
Sebagai hiburan atau game edukatif, bisa menampilkan Quizz atau TTS

Foto kegiatan siswa

5.   Berita sekolah. Berisi kegiatan-kegiatan sekolah, seperti PHBI, atau kegiatan lainnya.

Mau mengikuti jejak MI. Khadijah Malang? Ikuti langkah-lagkah berikut ini yaaa...

Step one πŸ‘‰

Disini kita sudah menyiapkan proposal yang akan kita ajukan pada rekanan atau sponsor. Rekanan atau sponsor bisa orang tua/ wali murid yang mengiklankan perusahaan atau dagangannya.

Step two πŸ‘‰ Susun redaksi majalah sekolah.

Step three πŸ‘‰ Menentukan bahasa yang dipakai dalam majalah.
Jangan menggunakan bahasa yang terlalu formal, pakai saja bahasa yang sering digunakan anak-anak seperti hay gaesss, halo sobat, dan bahasa gaul lainnya. Yang penting sopan.

Step four πŸ‘‰ Tentukan tema. Carilah isu-isu yang trend yang dipahami anak. Seperti tetap berprestasi meski pandemi, meraih cita-cita, hidup sehat saat pandemi dll.

Step five πŸ‘‰ Cover dan Layout. Buat semenarik mungkin, sesuai tema, praktis, simple, tidak kelihatan full meskipun artikelnya banyak

Step six πŸ‘‰ Mengajukan ISSBN, agar majalah kita memiliki hak paten. 


Wahhhh... 6 langkah itu pasti butuh biaya yang besar yaaa... Tenang pembiayaan bisa disiasati kok.

Dana-dana ini bisa digunakan untuk biaya cetak majalah, membayar honor crew, pembelian hadian quizzz dll. Untuk menekan biaya juga, gak perlu dicetak warna semua halaman. Beberapa lembar saja, yang lainnya hitam putih.

P  Saat pandemi yang serba online pun majalah tetap bisa terbit via online. Berbentuk pdf yang disebar di gup WA, atau terbit via website dan medsos resmi sekolah.

    Yang tak kalah penting untuk diperhatikan juga adalah tetap mengupgrade ilmu, dan menjaga kekompakan tim. Tim yang solid membuat maju majalah sekolah di segala lini.


   Jujur rasa hati ingin terinspirasi dan ingin membuat majalah sekolah sendiri. Sederhana juga tak apa… Tapi mungkin gak ya… dan kemudian Bu Widya mengatakan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Nothing is impossible. The world itself says "I'm possible" 


P










Komentar


  1. Semakin woke...meluncur..penuh makna

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. In sya Allah... Mungkin saya mading aja dulu. Mading aja gak punya 🀭

      Hapus
  3. Semokain bagus buk sahat selalu buk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak Syam... Sehat untuk kita semua ya pak

      Hapus
  4. Mantabzzz ... kereeen resume nyaaa.. Semangatsss yuuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat selalu bu. Terimakasih untuk materinya

      Hapus
  5. Balasan
    1. Terimakasih banyak pakπŸ‘πŸ‘πŸ‘

      Hapus
  6. Balasan
    1. Terimakasih banyak bu... Sukses buat kita semua

      Hapus
  7. Penyajian yang berbeda...tetap semangat ya Bu... salam literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga buat pak Sigit... Salam literasi πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

      Hapus
  8. Ayuh bersama bikin majalah sekolah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bismillah in syaAllah bu... πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

      Hapus
  9. Ahaaaaiiiiiii......makin muanntaaaap dech......pol...pol jempollllll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Parny yg selalu membuat saya bersemangat 😘😘😘

      Hapus
  10. Aku sii ..yes banget....dengan tulisan dan bloggnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Koneksi Antar Materi pada Modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak Menjalin Benang Merah dalam Pendidikan:  Pendidikan adalah fondasi utama bagi perkembangan individu dan masyarakat. Dalam konteks ini, Pendidikan Guru Penggerak memainkan peran yang sangat penting dalam mempersiapkan para pendidik untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu menginspirasi dan memandu siswa menuju masa depan yang lebih baik. Melalui rangkaian modul yang saling terkait, program ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebajikan yang mendalam. Artikel ini akan menjalin benang merah antar modul-modul tersebut dan mengungkap bagaimana masing-masing modul saling memperkaya dan memperkuat peran guru sebagai agen perubahan. 1. Filosofi Pendidikan Nasional: Landasan yang Kuat Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, mengajarkan bahwa pendidikan harus memerdekakan manusia—tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan moral...