Langsung ke konten utama

Postingan

Amethyst

  Amethyst Arantxa menghentikan langkahnya. Melompat ke samping pohon besar di tepi sungai. Besarnya pohon itu cukup untuk menyembunyikan tubuh mungilnya. Mendung dari utara berarak perlahan membuat suasana dalam hutan siang itu semakin meredup. Menenggelamkan bayangannya dengan sempurna. Matanya terbelalak menyaksikan pemandangan yang terpampang di hadapannya. “Terlalu banyak rahasia yang kau ketahui.” Itu suara seorang laki-laki. Perempuan berbaju serba hitam itu memegangi dadanya. Pisau telah melukai dada kirinya. Sepertinya lukanya sangat dalam. Kepalanya tertunduk, matanya tertutup menahan nyeri. Kakinya bergetar seolah menolak ambruk. “Bangkai. Sampai kapanpun tetap busuk. Uhukkk… “ Darah muncrat dari mulutnya. Perlahan laki-laki itu mendekatinya. Penampilannya tak kalah menyedihkan. Jubah merahnya koyak berantakan. Darah mengucur deras dari lengan kirinya. Wajahnya memar membiru. Sepertinya mereka telah terlibat dalam sebuah pertarungan hebat. “Kau pikir mereka akan da
Postingan terbaru

December

  DECEMBER Datang dan pergi melalui pintu bulan ini Embun pagi tunduk pada kebeningan jiwamu Ceritamu tentang lakon Pandawa dan Kurawa mengingatkan Esai nyata kekejaman dan cinta sanggup hidup bersama Menyapamu di sepertiga malam... Hai Ma...  Berulang kali kau terantuk terjerat tercekik bahkan dihantam angkuh dunia Entah bagaimana kau tak runtuh meski rapuh demi anakmu Rindu ini membawaku tengadah dalam doa syurga untuk mu.  Mataram, 27 Desember 2022
  Praktik Baik Komunitas Belajar Melalui Program Mari Berbagi   Tidak terasa kegiatan Pendampingan Peningkatan Kompetensi Pendidik dalam Penerapan IKM secara Mandiri Bersama Balai Guru Penggerak Prov. NTB sudah memasuki hari terakhir. Setelah sebelumnya di hari pertama kami berkenalan dengan Platform Merdeka Mengajar, membahas lebih dalam tentang Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, asesmen awal pembelajaran, sampai dengan menyusun Tujuan Pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran. Dilanjutkan di hari kedua kami belajar menyusun Modul Ajar dan Modul Proyek P5.             Di hari ketiga ini kami belajar tentang pentingnya komunitas belajar di sekolah yang berpusat pada siswa. Jadi komunitas belajar ini adalah sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan dalam satu sekolah yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara rutin dengan tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik.             Ket

Damn I Miss You

DAMN I MISS YOU Dahaga menggila bersama wangi bunga  Asmara langutkan kelunya tawa Mencintaimu lagi-lagi adalah mimpi yang malu-malu Namun hati kokoh tak mahu tahu.  Ia bernama 'Rindu Bisu'.  Menjelma karang menantang ombak Indah merajuk sayangnya fatamorgana Sebatang harap untuk temu tumbang Sisakan pilu berpanjangan.  Yang dipertuan agung terbaring di urat  Obrak-abrik seluruh lembaran puisi biru  Ulu hatiku membeku, tersumbat senyumanmu.  Mataram, 19 Desember 2022

KARMA SAID

 KARMA SAID Kedengkian direstui atas nama luka Aksara setubuhi dendam menyiksa atma Redup tenggelamkan nurani tanpa sapa Mereka durjana bercadar cinta Adalah kami dipaksa tunduk pun meronta.  Sesungguhnya Ia sedang menimbang Apakah mata dibayar mata... ataukah Intan ditanam buahkan berlian Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian.  Mataram, 08 Desember 2022

Bayuni-01

  Bayuni Aku melompat turun dari Nissan Serena mengekori Bang Ali. Tepat dibelakangku Bang Aris, Bang Revan, dan Doni yang duduk di kursi belakang tak sabar untuk segera turun. Mereka harus segera check sound. Bang Rio sebagai leader band telah terlebih dahulu ke dalam, sejak mobil ini terparkir manis. Setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu kami akan menghibur pengunjung Del Ray salah satu bar dan resto terbesar di kawasan pariwisata Senggigi. Pengunjung sudah mulai ramai saat kami datang. Tak heran ini adalah malam Minggu. Weekend selalu menjadi favorit setelah suntuk bekerja semingu penuh. Menikmati malam melepas penat diiringi musik menghentak menjadi sebuah pilihan yang sulit ditolak. Masih tersisa 30 menit sebelum jam 22.00 WITA. Aku masuk ke ladies room sebagai ritual untuk menyiapkan diri sebelum tampil. Bingarnya musik Dj perlahan meredup seiring tertutupnya pintu. Kuletakkan ransel diatas meja marmer yang menempel bersama kaca rias dan wastafel berderet. Perlahan kul
  Bahagia (Ingin?)   Barangkali aku bisa memilih Dari tabir mana sukmaku turun ke bumi Tak peduli rapuh Hanya ingin menjejak minim keluh.   Kiranya bisa ku potong urat nadi Kucurkan darah bertulis nama mu Biarkan habis tak bersisa Aku tak butuh darah biru mu.   Sekiranya aku bisa amnesia Cukup pada bagianmu saja Mungkin bukan air mata tempatku dewasa Bahagia bukan lagi dongeng bercerita.   Boleh jadi aku berlari ribuan rumpang Mengulang yang kau lakukan serupa tutorial Melesap di balik kabut tebal Memanggilmu hanya   mencipta memar.   Tapi sayang Takdir ini lurus menuju wangsamu Kisah terlanjur tertulis pada lembaran plano Memaksaku bertarung di panggung penghambaan Dan aku belum siap gugur.   Setelah dihantam ombak berjuta Diruntuhi perih yang menggila Berkubang pada derai penuh jelaga Aku cuma ingin bahagia.   Tolong Lepaskan belenggu adpada Mengerti aku sekali saja Aku benar benar ingin bahagia.   Mataram, 3