Langsung ke konten utama

Resume ke-18

 


Resume ke : 18

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Jum’at/25 Februari 2022/19.00 WIB

Materi : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber : Raimundus Bryan Prasetyawan, S. Pd

Moderator : Rosminiyati

Ini adalah pertemuan ke-18 yang artinya 2 pertemuan lagi para peserta sudah bisa menyerahkan buku solonya sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat 40 jp.

Dari pemantauan saya, peserta di gelombang 23 dan 24 ini beberapa sudah mulai menyetor buku di penerbit indie, bahkan sudah ada yang siap dengan buku solonya. Berbeda dengan saya yang benar-benar newbie. Buat blog saja baru bisa karena ikut pelatihan.

Tapi saya tidak patah semangat, man jadda wa jadda begitu motto dari Cak Inin. In syaAllah saya akan terbitkan buku solo sebagai bentuk pertanggungjawaban dan penghargaan pada diri saya sendiri setelah mengikuti pelatihan ini.

Narasumber kali ini adalah Pak Raimundus Bryan Prasetyawan, S. Pd. Beliau saat ini aktif mengajar di SDN Sumur Batu 01 Pagi sejak tahun 2015 hingga sekarang. Beliau adalah salah satu pengurus kegiatan menulis ini, alumni pelatihan menulis gelombang 4 yang bertugas mencetak sertifikat para peserta.

Kenalan dengan Pak Bryan klik ini. 

Pada gelombang 4, tidak ada materi tentang penerbit indie. Sehingga para peserta pada saat itu kesulitan ketika harus menerbitkan buku solonya sebagai syarat mendapatkan sertifikat.

Tapi saat ini peserta menulis tidak perlu bingung lagi. Karena ada Cak Inin dengan Penerbit Kamila Press Lamongannya, Bu Kanjeng dengan Penerbit Oasenya, dan Pak Bryan dengan dua penerbit rekanannya yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Sebagai penerbit indie yang siap menerbitkan buku solo peserta. 


Seperti yang dijelaskan pada materi sebelumnya, penerbit indie memang berbayar tapi sudah pasti akan menerbitkan buku. Selama naskah tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Yang terpenting disini adalah kejelian dalam pemilihan penerbit indie.Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih penerbit indie :

ü  Biaya penerbitan

ü  Fasilitas penerbitan

ü  Batas maksimal jumlah halaman

ü  Ketentuan dan Biaya cetak ulang

ü  Apakah dapat Master PDF

ü  Lama penerbitan

ü  Jumlah buku yang didapat penulis


Pak Bryan merekomendasikan dua penerbit rekanannya. Karena penerbit tersebut amanah dan terpercaya, waktu penerbitan hanya 2 bulan, hasil cetakannya bagus. Kedua penerbit tersebut adalah 1. Penerbit Depok dan 2. Penerbit Malang.


Kedua penerbit memiliki kelebihan tersendiri.

1.   Penerbit Depok : Cocok untuk penulis yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, untuk konsumsi pribadi dan tidak berencana cetak ulang. Biaya penerbitan lebih terjangkau tapi biaya cetak ulang cukup lumayan.

2.   Penerbit Malang : Cocok untuk penulis yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

Pak Bryan siap mengawal naskah para peserta yang dipercayakan pada dua penerbit tersebut. Pesan beliau hanya satu pastikan naskah sudah lengkap, jangan sampai ada yang tertinggal. Kata pengantar misalnya. Itu akan memperlama proses penerbitan.

Untuk mendapatkan sertifikat peserta dibebaskan menulis buku solo sesuai passionnya. Bisa fiksi maupun nonfiksi, boleh puisi, novel, kumpulan cerpen, atau buku ilmiah. Khusus untuk puisi minimal 30 puisi.

Membayangkan buku kita ada di bookshelf toko buku ternama tentu impian setiap penulis. Tetapi susahnya menembus penerbit mayor menjadi kendala. Ada penerbit indie sebagai alternatif. Ini adalah bentuk penghargaan pada passion kita dalam menulis.  In syaAllah suatu saat kita bisa menembus penerbit Mayor.

"Menulis adalah suatu cara untuk berbicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah dimana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang." - Seno Gumira Ajidarma.



Komentar


  1. Semangat sayangku..kita bersama menerbitkan buku solo🥰🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. In sya Allah bun... Saling memberi semangat. 💪💪💪

      Hapus
  2. Moga dimudahlan terbit buku solonya Bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaminn terimakasih. Doa yang sama untuk bu Yaya 🙏🙏🙏

      Hapus
  3. Smangat mewujudkan mimpi...kawqn sukses buatmu

    BalasHapus
  4. semangat trus buk semoga kita sukses bersama menulis buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin in sya Allah. Semangat bersama 💪💪💪

      Hapus
  5. Semangat bu sama dengan saya blger jg baru kenal dan bljar di BM ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga bu... Semoga kita bisa istiqomah mengelola blog kita.

      Hapus
  6. Balasan
    1. Ah... Kalau pak Frans in sya Allah segera itu...

      Hapus

  7. Semakin di depan ni.. ayo2.. terus cepat berlari...hehee.. mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tumben di depan ini... Gak ada yg ngeriwuhin.

      Hapus
  8. Lanjut membuat buku solo Bu...
    Mantap Bu Widuri...👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersama kita bu Indah... Semangat 💪💪💪

      Hapus
  9. Balasan
    1. Dipuji keren sama yang lebih keren itu jadi minder. Terimakasih untuk semangatnya... 💪💪💪

      Hapus
  10. Tetap semangat dan semoga lancar menerbitkan buku solo

    BalasHapus
  11. Yang penting tetap semangat aja bu suat saat kita juga harus punya buku solo ya kan bu Widuri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bu Nury... Pasti kita punya buki solo. Mudah-mudahan juga punya buku solo di penerbit mayor.

      Hapus
  12. Semangat buku solo segra terbit ....🤩

    BalasHapus
  13. Demangat bin... Degera terbit buku solo

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...