Langsung ke konten utama

Resume ke-17


 

Resume ke : 17

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Rabu/23 Februari 2022/19.00 WIB

Materi : Mengenal Penerbit Indie

Narasumber : Mukminin, S. Pd., M. Pd

Moderator : Helwiyah


Alhamdulillah Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk mengikuti materi pelatihan malam hari ini. Ini adalah pertemuan yang ke-17.

Selama dua minggu ini sekolah saya menerapkan tatap muka terbatas sesuai arahan dinas. Hanya kelas IX saja yang boleh masuk setiap hari dikarenakan ujian yang semakin dekat.

Tadi pagi kelas IX melaksanakan ujian praktek tatap muka untuk yang pertama kalinya sejak pandemi dua tahun lalu. Mereka begitu bersemangat mengikutinya. Saya pun sangat bersyukur, dan berharap pandemi segera berlalu. Sehingga bisa terus melakukan kolaborasi bersama siswa.

Bila di dunia musik kita mengenal Fiersa Besari, Bandaneira, Payung Teduh dll sebagai musisi berkualitas yang lahir dari label Indie. Di dunia tulis menulis pun bertaburan penulis melalui penerbit Indie. Kami seluruh peserta pelatihan menulis ini tentu saja. 

Materi malam hari ini dipandu oleh Sekjen BM gelombang 20, Bu Helwiyati. Membahas tentang penerbit Indie. Narasumber adalah Bapak Mukminin, S. Pd., M. Pd. laki-laki kelahiran Jombang, 6 Juli 1965. Untuk lebih akrab panggil saja beliau Cak Inin.

Cak Inin adalah alumni pelatihan menulis gelombang 8 bersama Noralia Purwa Yunita, Musiin, Yulius Roma Patendean, Cing Ato, Mayor Nani Kusmayanti, dan ratu antalogi Aam Nurhasanah. Beberapa dari mereka sudah saya kenal melalui materi sebelumnya. Mungkin gelombang 8 adalah pencetak narasumber terbanyak.

Tidak ada kata terlambat untuk menulis dan menerbitkan buku, begitu prinsip beliau. Berbekal resume yang beliau susun di gelombang 8, terbitlah sebuah buku solo yang berjudul “Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar”. Buku ini terjual sampai 500 eksemplar. Sebuah prestasi tersendiri bagi penerbit Indie!



Berkenalan dengan Cak Inin bisa berkunjung ke https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html.

Sebuah pertanyaan menjadi trigger dari Cak Inin. Apa alasan seseorang menulis buku?”. Jawaban harus 4 alasan. Untuk saya tentunya :

1. Menyalurkan passion

2. Prestasi dan prestige tersendiri

3. Dikenang banyak orang melalui tulisan

4. Mendapatkan amal jariyah

Mendengar kata menerbitkan buku, pasti kita akan menjawab sangat sulit. Faktanya ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan.

Di dunia serba digital saat ini menerbitkan buku sangat mudah. Mari kita perhatikan tahapan-tahapannya :

1.   Prawriting; Pada tahap ini kita sebagai penulis mencari ide, dibutuhkan kepekaan (pay attention) pada keadaan sekitar; disini kreatifitas kita ditantang untuk menangkap fenomena sekitar untuk diangkat menjadi tulisan; sebagai referensi penulis harus banyak membaca buku.

2.   Drafting

Buat draft outline, bisa berbentuk mind map (peta konsep). Kemudian kembangkan tulisan kita berdasarkan ouline yang telah kita buat. 

Menulislah sesuai apa yang kita sukai. Entah itu artikel, cerpen, puisi, novel, dll. Tulis sampai selesai, tulislah dengan hati. 

3.   Revisi

Baca kembali setelah naskah selesai, revisi tulisan mana yang baik dicantumkan, yang perlu dibuang, atau ditambahkan.

4.   Editting/ Swasunting

Lakukan pengeditan, perbaiki kesalahan tanda baca atau kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit. kan malu kalau banyak kesalahan. Gunakan 2 jimat KBBI dan PUEBI.

5.   Publikasi 

Jika penulis sudah merasa yakin dengan naskah bukunya, maka akan memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Kita bawa kemana? Perhatikan tabel dibawah ini ya.

No

Pembanding

Penerbit Mayor

Penerbit Indie

1.

Jumlah Cetakan

1000 – 3000 exp sekali cetak

Sesuai pesanan/ POD (print on demand)

2.

Distribusi

Toko buku baik online maupun offline

Media online, FB, twitter, IG, YouTube, WAG, dll

3.

Pemilihan Naskah

Memiliki syarat ketat, mengikuti selera pasar, tingginya tingkat penolakan

Tidak ada penolakan selama naskah layak terbit, tidak melanggar undang-undang hak cipta, tidak plagiat, tidak menyinggung SARA dan pornografi.

4.

Profesionalitas

Manajemen dan SDM profesional

Tergantung pada penerbitnya. Penulis harus pandai memilih penerbit.

5.

Waktu Penerbitan

Memiliki waktu lama, bisa hitungan bulan bahkan tahun. Melalui alur yang lumayan rumit.

Hitungan minggu naskah bisa terbit.

6.

Royalti

Maksimal 10% dari total penjualan

15-20% dari harga buku.

7.

Biaya

Gratis

Berbayar. Masing-masing penerbit memiliki aturan tersendiri.

 Cak Inin memiliki penerbitan buku sendiri yaitu Kamila Press Lamongan.

Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1.  Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, isi, daftar pustaka, biodata penulis dengan fotonya dan sinopsis;

 2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf  Arial, Calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email: gusmukminin@gmail.com

Kamila Press Lamongan juga melayani cetak ulang dari penerbit lain.

Sebagai referensi berikut biaya cetak buku A5, kertas "Bookpaper (coklat halus)", termasuk biaya ISBN, layout, edit, cover buku:

No

Halaman

Harga (plus ongkir)

Cetak ulang

5 buku

10 buku

A

60

Rp. 566.000,-

Rp. 632.000,-

@ Rp. 20.000,-

B

70

Rp. 570.000,-

Rp. 650.000,-

@ Rp. 21.000,-

C

85

Rp. 580.000,-

Rp. 660.000,-

 

D

90

Rp. 600.000,-

Rp. 715.000,-

 

E

100

Rp. 635.000,-

Rp. 725.000,-

@ Rp. 23.500,-

F

125

Rp. 650.000,-

Rp. 751.000,-

 

G

150

Rp. 665.000,-

Rp. 800.000,-

@ Rp. 30.000,-

H

200

Rp. 695.000,-

Rp. 841.000,-

 

I

250

Rp. 725.000,-

Rp. 900.000,-

@ Rp. 40.000,-

J

300

Rp. 753.000,-

Rp. 957.000,-

@ Rp. 45.000,-

Harga cetak ulang diperoleh setelah mencetak 10 buku.

Fasilitas yang diberikan Kamila Press Lamongan :

 Dibuatkan cover buku, layout, Edit, sertifikat Penulis buku, PO buku. Dapat buku ISBN sesuai pesanan. Cetak 10 dapat 10 buku yg 2 buku ke PERPUSNAS tanggung jawab Kamila Press.

Cak Inin sangat menginspirasi dengan segala kisahnya. Beliau membuktikan usia bukan alasan untuk mulai menulis. Semakin besar rasa terimakasih dan syukur kepada Allah SWT berkat kelas Omjay saya bisa bertemu, menimba ilmu, dan motivasi dari mereka. Terimakasih Omjay dan seluruh narasumber.


Akhirnya moto dari Cak Inin menutup perjumpaan materi malam hari ini. Semoga motto ini bisa kita terapkan dan kita bisa mengikuti jejak Cak Inin yang inspiratif.


Komentar


  1. Mantap lengkap...walau kita masih PJJ..tetap semangat mengajar dn mengembangkan potensi diri...🤩

    BalasHapus
  2. Lanjut & semangat terus bu, sudah pertemuan ke-17, jadikan naskah buku solo.

    BalasHapus
  3. Keren resumenya Bu. Moga buku solonya segera terbit.

    BalasHapus
  4. Semangat dan semoga sukses hingga terbit buku solo

    BalasHapus
  5. Smangat menerbitkan buku solo Bu Widuri

    BalasHapus
  6. Mantuuuul banget...baru sempat mampir setelah diru uploud resum....

    BalasHapus
  7. Lanjut terbit buku solo bun...semangat

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...