Langsung ke konten utama


Resume ke : 30

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Jum’at/25 Maret 2022/19.00 WIB

Materi : Mengelola Taman Bacaan

Narasumber : Bambang Purwanto, S. Kom., Gr

Moderator : Rosminiyati


Alhamdulilah malam ini adalah malam terakhir kami mengikuti materi pelatihan menulis bagi guru. Satu kewajiban sudah terlaksana, tersisa satu lagi yaitu buku solo.

Banyak sekali kendala menyelesaikan buku solo ini salah satunya sifat saya yang “moody” banget. Tapi saya bertekad untuk segera menyelesaikannya. Sebagai penghargaan untuk diri saya sendiri yang sudah menyelesaikan pelatihan ini dengan tidak mudah.

Melalui materi malam ini akhirnya saya bisa berkenalan dengan Bambang Purwanto, S. Kom., Gr atau yang biasa dipanggil Mr. Bams. Senyum kharismatik beliau menyapa melalui flyer yang dishare Bu Rosminiyati yang menjadi moderator malam ini.

Mr. Bams atau Ayah Salwa panggilan akrab beliau adalah salah satu penggiat literasi yang sangat kompeten dan konsisten. Bersama istri Euis Mulyati dan anaknya Salwa, beliau mendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) AS Lebakwangi. CV. Mr. Bams

Taman Bacaan Masyarakat AS Lebakwangi


Sejarah berdirinya

Tanggal 5 Oktober 2011 TBM ini berdiri dengan nama awal TBM Ayah Salwa. Ayah Salwa adalah nama panggung Mr. Bams kalau sedang mendongeng. Awal berdiri TBM ini masih bergabung dengan rumah Mr. Bams. Rumah mungil berukuran 21 meter persegi.

TBM ini hadir karena rasa kepedulian kepada anak-anak yang ada di lingkungan Mr. Bams. Beliau merasa mengajak anak-anak untuk senang membaca itu sangat penting. Banyak sekali tantangan yang muncul di masa-masa awal ini termasuk dari istri tercinta.

Berkat kegigihannya akhirnya TBM pun lahir dengan koleksi awal 200 buku. Diatur dalam sebuah rak yang memiliki 3 trap. Koran dan buku pengunjung di trap pertama. Trap kedua ada 20 buku cerita anak-anak. Dan trap ketiga ada majalah bobo sebanyak 20 buah.

Setahun setelah berdiri Mr. Bams berhasil membeli sebuah rumah yang hanya berjarak 8 rumah dari rumah lama. Sejak saat itu TBM punya tempat sendiri dan akhirnya berganti nama menjadi “TBM AS Lebakwangi.”



Lokasi TBM AS Lebakwangi

Perumahan Lebakwangi Asri D4 No 18 RT 04 RW 13 Desa Lebakwangi Kec Arjasari Kab Bandung Provinsi Jawa Barat. Pin lokasi TBM AS Lebakwangi



Aktivitas TBM AS Lebakwangi

Sebelum pandemi TBM AS Lebakwangi aktif dalam memanfaatkan facebook. Setiap kegiatan akan diposting.

Pendekatan Mr. Bams dalam mengajak anak membaca sangat menarik. Dimulai dari Ayah Salwa (nama panggung untuk Mr. Bams ketika mendongeng) mendongeng untuk memancing antusias anak. Kemudian istri beliau akan menggelar buku-buku di meja yang telah disiapkan. Lalu anak dengan lahap menikmati sajian cerita dari buku-buku tersebut.

Sungguh sebuah romatisme dalam berliterasi.

Pengelola TBM AS Lebakwangi memiliki insentif alakadarnya. Awalnya hanya 100 rb rupiah, tapi sekarang sudah meningkat menjadi 500 rb rupiah. Dana tersebut awalnya dari pribadi, namun sekarang ada saja donator yang menyumbang setelah melihat kegiatan yang di posting di FB.

TBM AS Lebakwangi juga memiliki blog. Namun Mr. Bams belum maksimal dalam mengelolanya dan lebih fokus di penamrbams.id.

Link Blog TBM AS Lebak wangi Blog TBM AS Lebakwangi

 

Pengalaman seru di TBM, bila ada kegiatan. Seperti kegiatan BIMTEK. BIMTEK TBM yang dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan tahun 2011 mengantarkan saya bisa bertemu dengan para pegiat literasi tingkat Nasional. Seperti GOL A GONG, Wien Muldian, Agus Munawar, Agus M. Irkham, Bu De Kiswanto, dan lain-lain



Keuntungan membuat TBM

Keuntungan dari membuat TBM bisa dikatakan adalah pahala dari Allah SWT. Karena TBM ini benar-benar tidak komersil. TBM adalah tempat pengabdian. Tempat belajar untuk ikhlas, sabar dan senang dengan anak-anak. Membuat anak-anak senang membaca.

Tahun 2013 Mr. Bams diberikan amanah sebagai Bupati istilah untuk Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Bandung periode 2013-2017.  Tantangan tersendiri menjadi ketua membangun kemitraan dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan. Agar roda organisasi tetap bisa berjalan meskipun tanpa dana.

Keuntungan lain adalah berupa pengalaman seru bila ada kegiatan. Seperti kegiatan BIMTEK. Berkat BIMTEK TBM yang dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan tahun 2011, Mr. Bams bisa bertemu dengan para pegiat literasi tingkat Nasional. Seperti GOL A GONG, Wien Muldian, Agus Munawar, Agus M. Irkham, Bu De Kiswanto, dan lain-lain





Prestasi TBM AS Lebakwangi

Prestasi yang diraih dalam pengelolaan TBM AS Lebakwangi adalah :

1. Terpilih sebagai Ketua Forum TBM Kab Bandung periode 2013-2017

2. Juara ke 1 TBM se Kab Bandung tahun 2013

3. Juara ke 2 TBM se Provinsi Jawa Barat tahun 2013

4. Juara ke 1 TBM se Kab. Bandang tahun 2014

5. Juara ke 1 TBM se Provinsi Jawa barat tahun 2014

6. Anugerah Sabilulungan Award tahun 2018 dari Bapak Dadang Naser

Bupati Kab. Bandung

7. Juara ke 1 TBM Teladan se Kabupaten Bandung 2019







Prestasi yang tak kalah menakjubkan adalah Berhasil membuat SMP Taruna Bakti mendapatkan Anugerah Sekolah Literasi Ketegori Utama se Kota Bandung. Penghargaan secara pribadi pun didapat dari Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai Penggiat Literasi




 "Teruslah belajar karena belajar kita bisa berkarya. Dengan karya kita bisa berbagi. Berbagi bisa menjadi bhakti" - Mr. Bams


Komentar

  1. banyak keuntungan yang kita akan terima jika sebuah karya itu bermanfaat bagi orang lain asal kita tekun dan tulus melakukannya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...