Langsung ke konten utama

Resume ke-27


Resume ke : 27

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Jum'at/18 Maret 2022/19.00 WIB

Materi : Membuat Cover Buku yang Menarik

Narasumber : Fajar Tri Laksono, M. Pd

Moderator : Helwiyah


Ketika kita berada di toko buku sering kita membeli buku berdasarkan cover bukunya. Dengan desain menarik membuat mata kita lebih melirik kearahnya meskipun kadang isinya tidak semenarik covernya.

Cover buku bisa mewakili isi dari buku tersebut. Ada filosofi dan makna tersendiri pada setiap bagian desainnya. Warnapun tak sembarang dipilih untuk menyempurnakan tampilan buku tersebut.

Pada pertemuan ke-27 ini, kami diajak berkenalan dengan Fajar Tri Laksono. Narasumber yang lahir di Sidoarjo, tanggal 24 Februari 1981. Beliau seorang guru SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo dan Creative Desainer di Motogeni Studio. Beliau memiliki segudang prestasi, yang terbaru adalah Juara 3 Tutor Pendidikan Kesetaraan Tk. Nasional.

Dipandu oleh Bu Helwiyah sebagai moderator pelatihan kali ini melalui aplikasi zoomeeting.




Awal mula mendesain

Tanpa sengaja sekitar tiga tahun yang lalu seorang teman meminta beliau untuk mendesain cover buku yang ditulisnya. Awalnya Pak Fajar menyatakan tak sanggup. Namun sang teman yang mengetahui kemampuan grafis beliau tak patah arang. Membuat Pak Fajar akhirnya bersedia membuat desain yang hasilnya sangat memuaskan.

Sejak saat itu Pak Fajar banyak diminta untuk mendesain cover buku di percetakan milik teman tersebut.

Bagaimana mendesain cover yang menarik ?

Untuk menghasilkan desain cover buku yang baik dan menarik, berikut beberapa syaratnya:

1.   Paham dan tahu selera pasar

2.   Tahu tren desain yang sedang berkembang saat ini

3.   Tinjauan keilmuan dari dunia grafis

Agar tampak menarik selain syarat diatas dalam mendesain cover kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Kesesuaian dengan tema

2. Kesesuaian dengan warna

3. Target pembaca

4. Memahami judul buku dan sinopsis

5. Foto dan gambar pendukung

6. Penentuan font dan warna utama

 

Dalam mendesain bukunya Pak Fajar menggunakan asset premium, karena beliau tidak mau melanggar lisensi. Memang jatuhnya cover buku buatan beliau menjadi lebih mahal. Karena asset yang gratis biasanya memiliki ketentuan atau syarat yang berlaku. Beliau tidak mau kedepannya ada masalah mengganjal terkait desain yang beliau buat.

 Ada 2 Grafis yang kita kenal.

  1. Aset premium 
  2. Aset platform.

Aplikasi yang dipakai untuk  pembuatan  desain grafis adalah : 

  • Corel
  • Photoshop
  • Canva
  • Adobe Ilustrator

Spesifikasi laptop yang digunakan oleh Pak Fajar dalam mendesain cover buku adalah laptop dengan Prosesor Core I7 generasi 8 dengan memori 16 GB.

Namun secanggih apapun alat yang kita pakai, tetap saja imajinasi yang menjadi ide pokok dalam mendesain cover buku.

Pak Fajar bisa menyelesaikan satu desain cover buku dalam waktu 2-3 hari. BIla dalam kondisi sehat jasmani dan rohani beliau bahkan bisa menyelesaikan 5 desain dalam satu minggu.

Desain yang dibuat Pak Fajar menurut saya sangat rapi, detil, dan berhasil menyuarakan isi dari buku tersebut. Berikut beberapa contohnya.




Pada ujung pertemuan Pak Fajar menekankan pada kami sebagai peserta untuk terus belajar dan berkarya. Tidak mudah merasa puas dengan apa yang sudah ada. Karena itu membuat kita semakin maju ke depan.

“Hidup yang berkaki kuat adalah hidup yang menyejarah. Namun bagaimana kita bisa tahu sejarah, jika kita tidak membaca? Hidup yang berkaki kuat adalah hidup yang tidak sempit dan berani menjelajah. Namun bagaimana kita tahu akan yang luas, dan inspirasi untuk penjelajahan, jika kita tidak membaca?” - Sindhunata, budayawan

 

Komentar

  1. 👍👍mantap. Semoga kedepannya lebih irit bercerita lisan dan di alihkan ceritanya dalam bentuk tulisan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Koneksi Antar Materi pada Modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak Menjalin Benang Merah dalam Pendidikan:  Pendidikan adalah fondasi utama bagi perkembangan individu dan masyarakat. Dalam konteks ini, Pendidikan Guru Penggerak memainkan peran yang sangat penting dalam mempersiapkan para pendidik untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu menginspirasi dan memandu siswa menuju masa depan yang lebih baik. Melalui rangkaian modul yang saling terkait, program ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebajikan yang mendalam. Artikel ini akan menjalin benang merah antar modul-modul tersebut dan mengungkap bagaimana masing-masing modul saling memperkaya dan memperkuat peran guru sebagai agen perubahan. 1. Filosofi Pendidikan Nasional: Landasan yang Kuat Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, mengajarkan bahwa pendidikan harus memerdekakan manusia—tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan moral...