Langsung ke konten utama

"Buah Manis" USP

"Buah Manis" USP


Hari ini adalah hari pertama Ujian Satuan Pendidikan (USP) Tingkat SMP. Sekolah kami pun melaksanakannya dengan penuh semangat.

Bisa dikatakan hari ini adalah hari membanggakan bagi kami. Karena untuk pertamakalinya SD – SMP Negeri Satu Atap 4 Gunungsari melaksanakan USP tidak menggunakan kertas dan pensil tetapi berbasis IT. 

Dibalik rasa bangga ini tentu saja ada lelah yang tercatat. Guru-guru Satap 4 Gunungsari yang biasanya hanya akrab dengan aplikasi word kali ini harus berhadapan dengan google quiz. 

Jangan ditanya segala macam keluh kesah selama kami menyusun soal di google quiz. Karena ini benar-benar hal baru bagi kami. Taruhlah kami tertinggal dari sekolah lain tapi memang begitulah kenyataannya. 

Selama BDR kami tak pernah menggunakan Classroom dan semua aplikasi online lainnya karena tidak memungkinkan untuk diterapkan. Yang kami lakukan adalah mengajar berdasarkan zona tinggal siswa.

Bersyukur Kepala Sekolah muda kami Lalu Warige Hadinata, M. Pd selalu siap menjadi penyemangat dan sigap membantu dengan penuh kesabaran ketika kami menemui kesulitan. Bisa dibilang beliau adalah negosiator ulung yang mampu mengubah kata tidak menjadi iya. 


USP kali ini juga sangat istimewa. Karena kami berhasil menghadirkan siswa yang selama pandemi Corona “menghilang”.

Sekolah kami adalah sekolah pinggiran yang berisi anak-anak yang lahir dari orang tua yang dari segi akademik lulusan tertingginya hanya sampai SMP. Bahkan ada orang tua yang tak tamat SD. Dari segi perekonomian pun mereka juga di bawah rata-rata, 90% siswa kami adalah penerima PKH.

Ketika pandemi melanda kemudian kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR) diterapkan. Banyak siswa kami yang bekerja membantu perekonomian keluarganya. Menjadi buruh proyek, mencari pasir, peladen serabutan, memetik cengkeh di hutan dsb. 



Sahabudin salah satunya. Dia mengikuti orangtuanya ke tengah hutan untuk bekerja. Beberapa kali kami cari tapi tidak bertemu karena dia di dalam hutan. "Ndeq bedowe Hp Bu Guru, ndeq araq sinyal leq gawah." (Gak punya hp bu guru, gak ada sinyal di dalam hutan).


Lain lagi cerita Sapriadi. Rumahnya sangat jauh dari sekolah, naik turun bukit berkilo-kilometer. Ada jalan beraspal tapi harus memutar yang artinya lebih jauh lagi. Tak ada kendaraan umum sampai sana. Orangtuanya juga bukan orang yang mampu sekedar untuk membeli sebuah motor. 

Kami berikhtiar mencarinya. Melewati jalan-jalan yang dilalui mereka sehari-hari bila bersekolah. Merasakan menjadi mereka. 

Bila ada pertanyaan "Apakah mau berkunjung lagi?'" Tentu jawaban kami "Pasti. Tapi tidak setiap hari. Mungkin setahun lagi". Terdengar egois bukan. 





     Tidak perlu membahas masalah learning loss. Itu jelas terjadi. Sebagai pihak pendidik kami hanya ingin siswa kami punya bekal melanjutkan cita-citanya. Mereka pasti punya mimpi. Sederhana. Mungkin hanya sekedar memperbaiki taraf hidupnya.

Jangan menganggap sekolah kami adalah sekolah yang “gampangan”. Disini kami harus bertarung mellawan kurangnya motivasi siswa untuk bersekolah, minimnya dukungan orangtua, hambatan dari kondisi geografis tempat tinggal siswa, belum lagi dengan tradisi pernikahan dini.


 Cukup bagi kami mereka bisa mengikuti ujian. Selama mereka datang kami sambut dengan tangan terbuka dan syukur tiada tara. Segala kekurangan mereka kami terima. 

Berharap dan berdoa apa yang kami lakukan hari ini bisa membuka pikiran dan hati mereka untuk meraih cita-cita yang tinggi.

Kita tak pernah tahu di masa depan mereka akan seperti apa. Tapi setidaknya kami punya andil dalam membuka satu pintu menuju pintu berikutnya. Kami membuka kesempatan untuk mereka melangkah sedikit lebih dekat pada masa depan yang cerah.



"Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali". - Aristoteles











 

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Resume ke-8

Free Writin Obat Ampuh Melawan Virus Writer's Block Resume ke : 8 Gelombang : 23 dan 24 Hari/Tanggal/Waktu : Rabu/02 Februari 2022/19.00 WIB Materi : Mengatasi Writer's Block Narasumber : Ditta Widya Utami, S. Pd.,Gr. Moderator : Widya Setyaningsih Secepat mungkin kularikan motor dari TPQ ke rumah. Setiap Senin dan Rabu malam jadwal pelatihan berbenturan dengan jadwal ngajar ngaji. Seperti yang terjadi malam ini. Ditambah lagi tadi Lintang anak saya yang paling besar, ada tes kenaikan jilid. Lumayan menunggu lama.  Tapi itu tak mengurangi semangat untuk mengejar ketertinggalan. Kewajiban sebagai ibu jalan, kewajiban sebagai peserta dilaksanakan, hak untuk memperoleh ilmu didapatkan. Tepat jam 20.00 WITA Bu Widya membuka forum dengan cerah ceria, padahal menurut beliau Kota Malang sedang diguyur hujan. Di luar boleh hujan, tapi di dalam hati matahari tetap bersinar.  Narasumber kali ini adalah Ditta Widya Utami S.Pd, Gr. Beliau Lahir di Subang, 23 Mei 1990, saat in
Resume ke : 20 Gelombang : 23 dan 24 Hari/Tanggal/Waktu : Rabu/03 Maret 2022/19.00 WIB Materi : Menguak Dapur Penerbit Mayor Narasumber : Edi S. Mulyanta Moderator : Mulyadi Materi malam hari ini merupakan rangkaian dari materi pertemuan ke-19. Bila kemarin membahas pemasaran, maka kali ini pembahasan lebih intim karena menuju dapur sebuah penerbit Mayor sekelas Penerbit Andi Offset Yogyakarta. Klik πŸ‘‰  Profil Edy S. Mulyanta .  Setelah mengklik tautan diatas. Kita akan mengenal Bapak Edy S. Mulyanta narasumber malam hari ini tidak hanya sebagai publishing consultant & e-book development yang sudah 20 tahun malang melintang di dunia penerbitan. Tetapi juga akan mengenal beliau sebagai penulis dan seorang praktisi pendidikan (dosen). Buku-buku karya beliau banyak kita jumpai di toko-toko buku di seluruh Indonesia. Beliau concern menulis buku bertema tehnik. Sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau yaitu magister dibidang teknik elektro Industri Penerbitan Sel

Resume ke-14

Menulis Itu Indah Resume ke : 14 Gelombang : 23 dan 24 Hari/Tanggal/Waktu : Rabu/16 Februari 2022/19.00 WIB Materi : Menulis Buku Terbaik Perpusnas Narasumber : Dr. Mudafiatun Isriyah Moderator : Widya Setianingsih              Melalui flyer yang dibagikan siang tadi, saya sempat googling dan mencari tahu tentang narasumber. Dr. Mudafiatun Isriyah adalah peraih penulis terbaik 1 Perpusnas tahun 2021 dalam subjek Pembelajaran Jarak Jauh melalui buku berjudul “Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online – dalam Konteks Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal, dan Impersonal. Karya ini merupakan duet bersama Prof. Richardus Eko Indrajit. Sangat setuju dengan detil yang dipaparkan moderator cantik Bu Widya Setyaningsih, bila Bu Muda (panggilan akrab narasumber) yang lahir 53 tahun lalu di Lumajang pada tanggal 21 April sangat berjiwa muda. Ingin berkenalan lebih dekat dengan beliau bisa klik πŸ‘‰ CV Bu Muda . Interaksi beliau dengan moderator begitu interaktif, nyambu