Resume
ke : 20
Gelombang
: 23 dan 24
Hari/Tanggal/Waktu
: Rabu/03 Maret 2022/19.00 WIB
Materi
: Menguak Dapur Penerbit Mayor
Narasumber
: Edi S. Mulyanta
Moderator
: Mulyadi
Materi
malam hari ini merupakan rangkaian dari materi pertemuan ke-19. Bila kemarin
membahas pemasaran, maka kali ini pembahasan lebih intim karena menuju dapur
sebuah penerbit Mayor sekelas Penerbit Andi Offset Yogyakarta.
Klik 👉 Profil Edy S. Mulyanta.
Setelah mengklik tautan diatas. Kita akan mengenal Bapak Edy S. Mulyanta narasumber malam hari ini tidak hanya
sebagai publishing consultant &
e-book development yang sudah 20 tahun malang melintang di dunia
penerbitan. Tetapi juga akan mengenal beliau sebagai penulis dan seorang
praktisi pendidikan (dosen).
Buku-buku
karya beliau banyak kita jumpai di toko-toko buku di seluruh Indonesia. Beliau
concern menulis buku bertema tehnik. Sesuai dengan latar belakang pendidikan
beliau yaitu magister dibidang teknik elektro
Industri Penerbitan
Selama Pandemi
Sebelum
pandemi pemerintah sudah menerbitkan Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem
perbukuan. Dan menjadi isyarat tegas bahwa format media digital telah diberikan
keleluasaan untuk secara bertahap menggantikan dunia cetak.
Undan-undang
ini dipertegas kembali melalui Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada
tahun 2019. Yang berisi petunjuk secara tegas untuk mengarahkan penerbitan beralih
ke dunia digital.
Hadirnya
Perpu ini membuat lesunya dunia penerbitan. Karena buku format digital masih
belum bisa memberikan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Ditambah lagi kondisi Pandemi diawal tahun 2022 membuat dunia penerbitan semakin runtuh.
Gambar diatas adalah jenis buku yang diakui pemerintah dan menghasilkan angka kredit. Kita tinggal memilih menulis buku yang sesuai passion kita.
Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang dicanangkan Nadiem Makarim membuka peluang untuk menulis sebanyak-banyaknya. Kurikulum baru ini menuntut banyaknya sumber literasi bagi peserta didik.
Perhatikan pemetaan berikut ini:
Apabila kualitas dan besar market dipetakan akan nampak 4 kuadran. Disini terlihat peluang untuk mengisi tema-tema buku yang menarik penerbit.
Kuadran
yang menarik bagi penerbit adalah buku yang punya market besar, dan tentunya
diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku
yang ideal.
Menerbitkan buku di Penerbit Mayor terkesan sulit. Sebenarnya yang membuat sulit adalah keterbatasan modal penerbit. Sehingga penerbit memberikan syarat-syarat dan menyaring ketat untuk mendapatkan naskah
yang diminati pasar. Dan membuat roda industri penerbitan tetap berputar.
Ketika naskah kita tembus di penerbit mayor tentu saja semua biaya produksi sampai pemasaran akan ditanggung oleh penerbit tersebut. Tapi karena banyaknya naskah yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya ditolak penerbit.
Pada kasus ini penerbit memberikan skema lain. Misalnya dibiayai melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.
Penerbit harus membentuk tim untuk melakukan riset pemasaran. Tim ini memberikan data awal outlet-outlet yang menguntungkan, meskipun dalam situasi pandemi. Juga menerbitkan E-Book.
Berikut terbitan Penerbit Andi Offset Yogyakarta dalam format digital (E-Book) di bukudigital.my.id dan
Contoh gratis yang dapat dibaca secara gratis.
Kesimpulan
Penerbit
adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan
bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit
dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Dengan cara mengirimkan usulan
penerbitan buku. Tapi penulis juga dituntut untuk bisa membaca pasar tulisan bisa sampai di pembaca dan menguntungkan penerbit.
Sensasi membaca buku hard copy beda dengan yang softcopy.. Mungkin kids zaman now belum tahu rasanya nikmatnya sensasi membuka segel buku favorit yang baru dibeli dengan bau kertas yang sangat khas.. Bagaimana rasanya jalan jalan di toko buku atau perpustakaan selama berjam jam lamanya.. Era digital memang bagus tapi tidak akan pernah bisa mendegradasi era hardcopy
BalasHapusAgree... 100%. Membalik lembar demi lembar, sampai buku menutup wajah. Isi buku berubah jadi mimpi. Bangun-bangun buku lecek dan sedikit bau iler... Hardcopy is the best ever dah.
HapusSemakin melesat Bun
BalasHapusKIta melesat bersama bu
HapusMantap nich...pokoknya mantul dan kerennnn
BalasHapusmenarik tulisannya apalagi ditambah dengan kalimat terakhir dari Stepen King. lanjut ke buku solo...
BalasHapusKita menuju buku solo bersama-sama pak
Hapussemangat menuju penerbitan BukunyaBu
BalasHapusSemangat untuk bu Chandra juga
HapusAsik semakin keujung semakin nampak karyanua
BalasHapusTerimakasih sudah mampir pak
HapusMantap bu, semangat terus
BalasHapusSelalu semangat bu
HapusAyo menulis buku solo Bu...
BalasHapusSiaaapppppp
HapusDapur sudah terbuka, mari nikmati sajiannya "Go Penerbit Mayor"
BalasHapus