Langsung ke konten utama

Resume ke-28

 


Resume ke : 28

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Senin/21 Maret 2022/19.00 WIB

Materi : Teknik Promosi Buku

Narasumber : Akbar Zainudin, MM. MJW

Moderator : Widya Setyaningsih

Ketika sebuah buku sudah diterbitkan tentunya keinginan kita sebagai penulis adalah buku kita dibaca. Bu Widya Arema moderator cantik kami malam ini menganalogikannya dengan menjual makanan olahan sendiri.

Mulai dari menyiapkan bahan, mengolahnya sesuai resep rahasia sehingga memiliki cita rasa tinggi, menyajikannya dalam packaging yang menarik karena tentunya kita harus bersaing dalam menjajakan makanan tersebut. Agar laris manis tentu setiap pedagang memiliki trik tersendiri.

Materi pelatihan malam ini mengupas habis trik dari Bapak Akbar Zainudin, MM., MJW yang merupakan founder PT. EMJEWE Training & Coaching dan Peberbitan MJW group.



Strategi Pemasaran Buku

Pak Akbar adalah penulis dari buku Man Jadda Wajada. Buku ini sudah masuk pada cetakan ke-13 dan sudah beredar 55.000 eksemplar. Luar biasa. Tentunya prestasi ini tidak mungkin ada tanpa strategi pemasaran buku dengan tepat.

Paling awal yang perlu kita lakukan adalah menentukan target audiens yang akan disasar. Karakteristik bacaan anak-anak tentu akan berbeda dengan remaja juga orang dewasa. Setelah menentukan audiens atau pembaca kita akan masuk dalam 4P strategi pemasaran buku.

1.   Product/ Strategi Produk

Strategi ini menjadi tanggung jawab penerbit. Sebagai penulis kita hanya memberi masukan tentang target pembaca yang kita sasar pada penerbit. Sehingga konsep buku akan menyesuaikan.

2.   Price/ Strategi Harga

Penentuan harga juga menjadi ranah penerbit. Ada dua strategi dalam menentukan harga.

a.    Harga Umum

b.   Harga Premium (lebih mahal dari harga buku biasa) biasanya buku ini memiliki kelebihan-kelebihan tertentu seperti; dicetak dengan hard cover, memiliki bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dll).

3.   Place of Distribution/ Strategi Distribusi

Pendistribusian buku secara umum terbagi dua, yaitu :

a.    Distribusi Tradisional dilakukan melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.

b.   Distribusi non Tradisional dilakukan melalui MLM (Multilevel Marketing), melalui Penjualan Langsung, melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee)

4.   Promotion/ Strategi Promosi

Pada strategi ini baik penerbit maupun penulis bisa melakukannya. Bisa dilakukan dengan :

a.    Launching buku atau program peluncuran buku baru.

b.   Bedah buku atau acara diskusi untuk membedah isi buku kita.

Bisa dilaksanakan baik offline maupun online. Di era digital seperti saat ini kegiatan bedah buku semakin mudah dilaksanakan. Bisa melalui zoom, WA group , FB, IG dll. Yang penting direkam kemudian di upload.

c.    Seminar/ workshop. Sebagai media promosi seminar pertama bisa digratiskan karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Untuk selanjutnya bisa berbayar. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali.

d.   Membangun Komunitas. Bangun komunitas sesuai tema buku. Misalkan temanya pendidikan, bangun komunitas pendidikan; temanya motivasi, maka buatlah komunitas motivasi dan seterusnya.

e.    Membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita. Diberikan 20-30 persen komisi dari harga jual buku. Misalnya harga jual buku Rp 100.000, mereka akan mendapat komisi sekitar 20-30%. Untuk memudahkan menjual, tentunya reseller harus membaca buku kita terlebih dahulu.

f.     Menjual di Marketplace. Membuka toko di marketplace seperti Lazada, Tokopedia, Shophee, dsb. Yang penting buku kita ready dan kita memang benar-benar ada. Sehingga ketika ada orang yang mencari judul buku kita bisa ditemukan.

g.    Memaksimalkan media sosial. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Jangan hanya menjual saja, tetapi sharing apa saja sesuai kebutuhan follower dan subscriber kita. 



7 strategi ini telah diterapkan oleh narasumber. Hasilnya saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Melalui media sosial kita menjadi lebih dikenal.

Keterampilan penulis mendukung pemasaran buku

Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Selama melakukan strategi ini paling laris adalah ketika melakukan seminar baik offline maupun online.

Pesan narasumber untuk peserta pelatihan ini :

  1. Lakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil.
  2. Tugas kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah menjadi wewenang Gusti Allah.
  3. Kalau sudah begitu, kita mengerjakan apa saja dengan enak hati. Kalau ada yang menolak membeli buku kita, kita tidak sakit hati. Sudah capek ngomong, tidak ada yang beli, biasa saja. Hidup ini terus berjalan, dan kita lakoni dengan penuh semangat positif.
  4. Jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras.
  5. Berhenti menganggap diri kita tidak mampu, tidak bisa. Kita bisa kalau kita yakin bahwa kita bisa. Kita mampu kalau kita yakin bahwa kita mampu.
  6. Berani saja mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah hanya orang-orang berani yang akan sukses.
  7. Menulis itu tentang keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita. Berhenti ikut banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?
  8. Buat target, bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan, evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi dan lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil.

Pada akhirnya Bu Widya menutup perjumpaan malam ini dengan quotes manis dari Pramoedya Ananta Toer.

 “Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna”



Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...