Langsung ke konten utama

Resume ke-7

Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu 


Resume ke : 7

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Senin/31 Januari 2022/19.00 WIB

Materi : Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu

Narasumber : Prof. Richardus Eko Indrajit

Moderator : Aam Nurhasanah

 

Flyer untuk materi pelatihan malam ini dishare dan menampilkan wajah Prof. Richardus Eko Indrajit. Sosok professor ini beberapa kali disebut oleh beberapa narasumber sebelumnya yang beruntung menulis duet dengan beliau. 

Salah satunya adalah moderator kali ini bunda Aam Nurhasanah yang berhasil duet bersama Profesor menulis buku Parenting 4.0. Yang diterbitkan oleh Penerbit Andi Offset Yogyakarta.

“Serasa mimpi melihat buku saya terpajang di rak Gramedia di seluruh Indonesia”, begitu kata beliau. 









Sekilas profil narasumber.

Lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Beliau adalah Rektor Universitas Pradita, merupakan tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika yang dimiliki oleh Indonesia. 


Beliau lulus cum laude dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Master of Applied Computer Science dari Harvard University (Amerika Serikat). 

Untuk memperdalam ilmunya beliau juga menempuh studi di Maastricht School of Management (Belanda), Leicester University (Inggris), STIKOM London School of Public Relations (Indonesia), dan menerima gelar Master of Information Technology di Swiss-German University (Indonesia). 

Kemudian beliau meraih Gelar Doctor of Bussiness Administration diperoleh dari the University of the City of Manila (Filipina) dan The University of Information Technology and Management (Polandia). 

Ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang Komputer di Perbanas Institute. Pada tahun 2021, ia menyelesaikan studi Doktor Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.

Untuk lebih lengkapnya silahkan klik 👉 Biografi Richardus Eko Indrajit

Dari biografi beliau saya mendapat kejutan, ternyata istri beliau adalah penyanyi lawas Lisa A. Riyanto. Almarhumah mama saya adalah penggemar berat beliau. Luar biasa.

Awal menulis ketika itu beliau berusia 30 tahun sekitar tahun 1999. Saat itu beliau menyikapi permintaan mahasiswanya untuk menulis buku, karena buku terbitan luar negeri sangat mahal harganya pasca kerusuhan 1998.

Beliau merangkum tulisan-tulisan beliau selama 3 bulan menjadi buku bunga rampai yang kemudian diterbitkan oleh Gramedia. Tak disangka buku tersebut menjadi incaran mahasiswa dan dosen, hingga dicetak ulang sampai 3 kali.

Sejak itu beliau ketagihan menulis, dan mulai tahun 2000 beliau konsisten menulis, sekitar 2-3 buku dipastikan terbit. Buku beliau yang berjudul E-Government pun dilirik Penerbit Andi Yogyakarta, dan menjadi salah satu buku popular saat ini.

Beliau memiliki kreativitas tanpa batas. Salah satu “ide gila” beliau adalah menulis bersama 25 mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan. Dan hebatnya keseluruhan buku tersebut di terbitkan. Berikut kumpulan buku tersebut.



Beliau juga berduet dengan ayahanda tercinta menerbitkan buku yang mengisahkan pengalaman ayahanda dalam bekerja sebagai ahli logistik seperti : supply chain management, manajemen persediaan, manajemen outsourcing, manajemen e-procurement, dan business process reengineering. Rasa cinta mereka pada dunia perguruan tinggi akhirnya melahirkan dua buah buku yaitu : Manajemen Perguruan Tinggi Moderen dan Welath Management bagi Perguruan Tinggi di Indonesia.

Pada tanggal 20 Maret 2020, 5 hari setelah PJJ diberlakukan, beliau meluncurkan Ekoji Channel melalui platform YouTube. Disana beliau mencurahkan semua ilmu yang beliau miliki untuk menjawab kebingungan guru menghadapi PJJ. Ekoji Channel pun akhirnya menjadi salah satu sumber rujukan yang paling dicari guru dalam PJJ.

Ketika beliau diminta oleh Omjay untuk sharing pengalaman pada guru melalui grup WA seperti pelatihan malam hari ini. Terlintas ide untuk kembali menerbitkan buku bersama para guru kreatif. Menulis buku dalam 2 minggu.

Bagaimana bisa? Tentu saja BISA. 

Lakukan 5 langkah berikut ini :

  1. Klik Ekoji Channel , pilih konten/ tema menarik
  2. Tuliskan apapun yang beliau katakan pada konten tersebut
  3. Buat struktur bahasa 5W1H (What, Why, Who, Where, When, dan How)
  4. Perlihatkan draft pada beliau untuk diteliti dan dikomentari
  5. Perkaya konten atau tema dari rujukan lain (Profesor dengan senang hati akan mengajari) 
Hanya ada waktu 2-4 minggu untuk melaksanakan kelima langkah tersebut, Apapun hasilnya serahkan pada profesor. Biasanya draft buku minimal 100 halaman untuk kemudian diserahkan pada penerbit.


Sudah 39 buku yang berhasil diterbitkan di seluruh wilayah Indonesia, beberapa lainnya dalam proses telaah.

Beliau mengajak kami sebanyak 25 peserta Pelatihan Menulis Bagi Guru di gelombang 23 dan 24, untuk mengikuti program Februari Romantis menulis 2 minggu bersama beliau. 

Saya pun tak ketinggalan mendaftarkan diri. Bismillah, in sya Allah bisa.

“Mimpi tak akan menjadi nyata karena keajaiban. Butuh keringat, kebulatan tekad, dan kerja keras (untuk mewujudkannya).” - Colin Powell










Komentar

  1. Resume yg keren. Semoga sukses duet menerbitkan bukunya Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu. Mudah-mudahan Allah mudahkan untuk kita semua

      Hapus
  2. Balasan
    1. Masih bolak-balik edit sana sini. Selalu ngerasa ada yang salah dan kurang ha ha ha

      Hapus
  3. Balasan
    1. Selalu semangat bu guru. Kita sama-sama semangat ya

      Hapus
  4. Top resumenya. BU
    Bahasanya (diksinya) sangat indah

    BalasHapus
  5. mantap bu, apa;agi jika bisa ikut tantangan Prof. Eko

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Terimakasih bu Ningsih. Belum seberapa ini.

      Hapus
  7. Balasan
    1. Terimakasih bu Ketua MGMP Lombok Barat sudah mampir

      Hapus
  8. Kereeen bingit....kawan......beri saluuuuut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu... Semangat terus kalau bersama ibu

      Hapus
  9. 👍👍 muantap bu. Semakin berkembang saja keahlian menulisnya. Semangat terus bu

    BalasHapus
  10. Keren and mantap...bunda...👍👍

    BalasHapus
  11. Semangat Bu Widuri ... Nanti tularkan ilmunya 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak Bu Sri. Gelombang depan ikut yaaa

      Hapus

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...