Langsung ke konten utama

Resume ke-5

Naik Kelas Yukkkk



Resume ke : 5

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Rabu/25 Januari 2022/19.00 WIB – 21.00 WIB

Materi : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Narasumber : Aam Nurhasanah, S. Pd

Moderator : Dail Ma’ruf

 

Dari selepas Maghrib, Kota Mataram diguyur hujan lebat. Mendinginkan suhu alam yang seharian panas menyengat. Saya merasa lebih bersemangat karena cuaca lumayan bersahabat. 

Semoga ini menjadi pertanda berkah. Saya bisa menaikkan urutan postingan resume saya. Seperti tema materi pelatihan malam ini, “Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi”

A.   Pembukaan

Bertindak sebagai moderator adalah Bapak Dail Ma’ruf. Beliau mengawali kegiatan malam ini dengan berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Pak Dail memandu materi kali ini dengan gaya yang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Lebih kearah obrolan santai tapi berbobot.

Adalah Bunda Aam Nurhasanah, S. Pd yang menjadi narasumber kali ini. Ketika saya membuka CV yang dishare, saya cuma bisa berkata W…O…W. 41 buku dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun !!!. Amazing... 

Untuk lebih lengkapnya, silahkan klik 👉 CV Bu Aam Nurhasanah, S. Pd. Setelah membaca CV beliau seketika saya merasa menjadi salah satu orang yang beruntung. Kelas ini mempertemukan saya dengan narasumber-narasumber hebat dan inspiratif. Terimakasih Omjay sudah memprakarsai kelas ini. 

B.   Pemaparan Materi

Awalnya Bu Aam adalah peserta gelombang 8, namun saat itu beliau tidak fokus, tertinggal dalam menyusun resume, sehingga beliau tidak lulus. 

Kemudian beliau bangkit lagi, dan kembali masuk di gelombang 12. Keikutsertaan beliau digelombang ini berbuah manis. Kelulusan yang disambung dengan sederet prestasi membanggakan. 

Tahukah Bu, hampir dua minggu ini saya dibuat terkagum-kagum dengan moderator dan narasumber yang mengisi. Sama persis dengan yang ibu rasakan, ketika menjadi peserta. 

Selamat Bu. Sekarang Ibu sudah "Naik Kelas", bisa duduk sama rata berdiri sama tinggi dengan para moderator dan narasumber yang ada di sini.

1.    Naik Kelas

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) istilah naik kelas berarti berganti atau berpindah ke kelas yang lebih tinggi.

Lebih khusus menurut pengertian Bu Aam, naik kelas adalah bagaimana menjalani proses dari nol menjadi lebih tinggi. Dari bukan siapa-siapa menjadi “Siapa”. Dari seorang peserta yang gagal menjadi editor handal.

2.    Proses naik kelas

1)    Tangga pertama, setelah lulus dari gelombang 12, Bu Aam meneritkan buku solo pertamanya “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat”. 

2)    Selanjutnya beliau menaiki tangga kedua dengan menjadi moderator online pada kelas Omjay. Menuliskan pengalaman pada jabatan barunya, beliau berhasil menerbitkan buku solo kedua, “Kunci Sukses Menjadi Moderator Online”.

3)    Tangga ketiga berhasil dilalui setelah mengikuti Lomba Blog yang diadakan PGRI dan berhasil meraih juara 1. Hasil tulisan 28 hari tanpa jeda selama mengikuti lomba dibukukan menjadi buku solo ketiga “Blogger Inspiratif”.

4)   Tangga keempat, beliau mendapatkan kepercayaan sebagai editor bekerjasama dengan Bu Kanjeng di Oase Pustaka.

5)    Menerima tantangan menulis satu minggu dengan penerbit mayor PT. Andi Offset berkolaborasi dengan Prof. Richardus Eko Indrajit., adalah jalan yang beliau lalui untuk menaiki tangga kelima.

6)    Posisi saat ini bisa dianggap sebagai tangga keenam, beliau saat ini sedang mendalami profesi kurator, dan menjadi pelopor kurator naskah alumni kelas Omjay. 

Tidak menutup kemungkinan ada tangga-tangga berikutnya, mengingat begitu aktif dan tekunnya beliau dalam menulis.

Karya-karya Bu Aam Nurhasanah, S. Pd

C.   Tanya Jawab

1.   T : (1) Apa yang memotivasi ibu kembali masuk pada gelombang 12?

(2) Apa kiat ibu bisa membukukan pengalaman ibu dalam buku solonya ?

(3) Apa rahasianya menulis ndak bosan?

(Syamsurizal – SMKN 3 Padang)

J : (1) Yang memotivasi saya kembali mengulang kelas adalah kepercayaan diri pak. Masa yang lain bisa lulus, saya tidak? Ini pasti bukan soal kemampuan, karena bakat bisa diasah dan dilatih. Ini soal fokus dan niat yang harus kita tanamkan sejak pertama kali bergabung. Jika tidak fokus, pasti tidak akan lulus. Jika fokus dan terus kerjakan resume sampai akhir, niscaya setelah pelatihan ini akan jadi buku solo perdana bapak. Bismillah, kembali ke jalan yang benar. Luruskan niat untuk bisa menghasilkan karya buku solo dan antologi.

(2) Setiap hal yang kita alami pasti ada cerita menarik di dalamnya. Yakin semua pengalaman akan jadi buku. Bismillah, ayo kumpulkan pengalaman terbaik kita saat mengajar dan menjadi guru. Pasti akan menjadi buku yang tebal dan menarik untuk dibukukan.

(3) Rahasianya, menulis jangan jadikan beban tapi jadikanlah kebutuhan. Sehari saja tidak menulis, maka hidup akan terasa kurang bagai sayur kurang garam. Jadikan menulis sebagai passion atau gairah yang terus memompa untuk berkarya mengukir keabadian. Menjadi diri sendiri adalah dengan menetapkan keyakinan jika Aku bisa Aku Mampu tak perlu risau melihat seberap banyak prestasi orang lain, tak perlu silau melihat seberapa orang lain, tetapi satu yang perlu kita tanamkan saya siap menjadi Yang bermanfaat untuk orang lain

2.   T : Bagaimana cara kita memotivasi diri ketika mulai ada keraguan pada saat proses menulis? Ragu apakah tulisan ini bisa bermanfaat? Apa ini bukan sekedar mengeluarkan uneg-uneg dihati? (Rini – Bogor)

J : Semua penulis pemula pasti punya keraguan saat pertama kali menulis. Ragu tulisan jelek. Ragu tulisan tidak bermanfaat. Ragu tulisan tidak dibaca orang. Saya pun mengalaminya. Cara untuk memotivasi diri sendiri adalah biarlah tulisanmu berproses. Menulis dan terus menulia setiap hari. Menulis hal-hal kecil, bisa berarti besar bagi orang lain. Tetap niatkan menulis supaya berbagi kebaikan dan manfaat itu tujuan utama. Insyaallah, tulisanmu akan menemui takdirnya. PD saja saat menulis ya.

3.   T : Bagaimana cara ibu, dalam waktu singkat bisa dan mampu mengerjakan segudang tugas, sehingga berbuah manis? Terima kasih salam literasi. (Hadi – Jakarta)

J : Saya seorang kepala sekolah, ibu rumah tangga, dan mempunyai anak kecil yang masih sekolah PAUD. Tentunya, saya harus pandai mengatur waktu antara tugas sekolah dan dunia literasi. Biasanya saya gunakan skala prioritas. Tugas sekolah saya kerjakan pada siang hari. Sedangkan mengedit naskah dan literasi saya kerjakan pada malam hari. Tanpa mengurangi tugas sebagai ibu tentunya. Mengurus anak dan suami juga.

4.   T : Mohon tips untuk dapat melahirkan karya sebegitu banyak dg tidak sekedar menulis, akan tetapi benar² berkualitas. (Zunnurin Isnaini – Pasuruan)

J : Banyak cari referensi supaya buku kita berbobot ya. Bisa klik Google Scholar atau Academia

5.   T : Bagaimana cara mengajak orang2 terdekat seperti teman, anak, saudara dan juga siswa untuk mau menulis? (Wisri Astuti – Jakarta)

J : Caranya bisa dimulai dengan menunjukkan karya kita terlebih dahulu. Karena siswa, teman, anak, atau keluarga, butuh role model, atau contoh nyata dulu. Insyallah, mereka akan  termotivasi untuk menulis juga.

6.   T : Apa saja tips untuk mulai menulis? Karena saya suka bingung kalo mau menulis mulainya dari mana. (Eni Anggraeni – SMKN 2 Pangkalpinang)

J : Mulai menulis dari hal yang sederhana, dari hal yang kita sukai, dari hal yang kita alami. Menulis 3 alinea, berupa paragraf pembuka, isi, dan penutup. Mulai dari buat resume akhirnya jadi buku deh.

7.   T : Saya seorang guru sd, nah saya punya harapan bisa ngumpulin cerpen anak2 kelas 6 tentang pengalaman pribadi mereka dari sejak awal covid melanda hingga mereda sampai akhirnya sekarang bisa PTM 100% walaupun masih PTM Terbatas.

Apakah bisa kumpulan cerita pendek anak2 didik saya tadi dibuat dan diterbitkan menjadi buku antologi ?  Kalau bisa, mohon tipsnya ibu. (Iksan – Kebumen)

J : Sangat bisa sekali pak. Semua cerita bisa dijadikan buku. Bisa japri saya untuk saya bantu dan diproses ya.

8.   T : Setelah semua pencapaian ibu sekarang ini, masih adakah yang menjadi asa yang ingin diraih dimasa depan? Kalau Ibu sendirian, apa sih yang biasa Ibu katakan pada diri Ibu, agar ngak mager menulis? (Susi – Kayu Agung, Sumatera Selatan)

J : Alhamdulillah, saya berhasil menjadi ASN PPPK tahap 2. Ini adalah pencapaian terbesar dalam hidup saya sebagai honorer selama 11 tahun mengabdi. Selama 11 tahun saya mengajar di sekolah swasta, alhamdulillah sekarang saya mengajar di sekolah negeri ditempatkan di SMPN Satap 4 Cipanas. Asa saya sekarang adalah ingin menuliskan buku solo saya yang kelima tentang suka duka guru honorer sampai menjadi ASN. In sya Allah ini akan menjadi buku solo yang paling bersejarah.

Ketika sendirian saya katakana pada diri saya, jika saya tidak menulis, saya tidak akan membuat karya, jika saya tidak berkarya, orang tidak akan mengenal saya, saya tidak akan dikenang. Maka tulislah hari ini, berkaryalah hari ini, supaya kita bisa dikenang esok hari.

D.   Penutup

Pertanyaan yang sangat bagus dari Bu Susi, dengan jawaban yang sarat makna menutup sesi tanya jawab pada materi malam ini. Tepat 22.26 WITA, Bu Aam memberikan closing statement, “Jangan takut untuk menulis, jangan takut untuk berproses, jangan takut untuk naik kelas”.

Beliau juga berpesan kepada para peserta untuk menulis di setiap kesempatan, ikuti lomba blog, jangan berpikir untuk menang, tapi uji keberanian.

Kisah Bu Aam menjadi perenungan mendalam bagi saya pribadi, banyak hal positif yang bisa saya petik. Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi beliau untuk naik kelas. Bila Bu Aam bisa in sya Allah kita pun bisa. Mari kita berusaha “naik kelas”, from nothing to be something.

Komentar

  1. Mantap bu, semoga kita semua bisa naik kelas ya bu

    BalasHapus
  2. Keren bu Widuri...kuingat lagu Fav yang dinyanyikan era 70-80..elok bagai rembulan...🤩🥰 seelok tulisan mbak widuri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih bagus juga tulisan bu Dwi... Ini bukan apa-apa bu.

      Hapus
  3. Yuk naik kelas sama-sama. From zero to hero. Semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu semangat bu. Kisah inspiratif ibu mengingatkan saya pada kisah Mery Riana yg jatuh bangun mencapai kesuksesan. Tapi saya gak tulis he he he.

      Hapus
  4. Saya semalam dari Mataram Bu dan merasakan hujan yang lebat di mulai dari Pagutan. Sampai di Praya belum hujan. Dan tepat jam 8 malam sampai di rumah.

    Tulisan ibu bagus dan menarik. Semoga kita saling mendukung...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mampir kalau ke Mataram. Bisa kita diskusi offline mumpung dekat. Tulisan bapak juga bagus. Mudah-mudahan saya bisa seperti bapak bisa menulis resume dengan cepat.

      Hapus
  5. Ditunggu tulisan berikutnya... Saya sudah tidak sabar membaca edisi berikutnya

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. Serasa membaca cerita bersambung. Ditunggu lanjutannya. Semangat terus.

    BalasHapus
  8. Tulisan menarik dan blognya juga menark❤

    BalasHapus
  9. Sangat menarik ulasannya dan super lengkap penyajiannya bu Wid.. tp biar g capek membacanya mgkin bisa diubah jenis fontnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...