Langsung ke konten utama

Resume ke-4

Ada Apa dengan F1

Resume ke : 4

Gelombang : 23 dan 24

Hari/Tanggal/Waktu : Senin/24 Januari 2022/19.00 WIB

Materi : How To be The F1

Narasumber : Maesaroh, M. Pd

Moderator : Widya Setianingsih

 

Menulis resume kali ini saya bingung mau memulai darimana, karena saya belum pernah berhasil menjadi F1. Untuk saya pribadi, menjadi F1 itu bagaikan menanti kucing bertanduk.

Tak apalah, seperti kutipan dari Ibu Kartini yang disampaikan Bu Rita Wati, S. Kom, “Nothing is impossible in this world, what we look upon today, tomorrow maybe accomplished fact” (tidak ada yang mustahil di dunia ini, jika mustahil hari ini mungkin besok bisa menjadi kenyataan). In sya Allah saya bisa menjadi F1 nantinya. Who know’s? 😉

APembukaan

Pertemuan ke-4 ini dipandu Bu Widya selaku moderator. Moderator memperkenalkan narasumber sebagai seorang guru muda bertalenta, blogger, motivator, dan novelis. Moderator juga menyematkan julukan “The Queen Of Diction” alias Ratu Diksi pada narasumber kali ini.

Senja Mengukir Cinta
Oleh: Maesaroh


Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.
 
Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.
 
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.
 
Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.
 
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling menawan.
 
Lebak, 20 Juni 2021

Puisi romantis diatas menjadi jawaban valid no debat kepiawaian narasumber menari-nari dengan kata. Saya pun terkesima.

Narasumber kali ini sungguh unik. Tak banyak yang kami ketahui selain nama beliau Maesaroh, M. Pd, memiliki nama panggung “Blogger Milenial”, dan nama pena nya “Maydearly”.

Beliau berpesan, “Jika penasaran, cari saya ke Tanah Baduy”. Ada pesan implisit di kalimat tersebut. Beliau ingin berbagi keindahan dan kekayaan budaya yang ada di Lebak yaitu Tanah Baduy, dan Suku Baduy.

B.   Pemaparan Materi

Bu Maesaroh merupakan alumni Pelatihan Menulis Bagi Guru gelombang 18. Pelopor penulis resume tercepat atau biasa diistilahkan F1. Kemarin lupa nanya, istilah F1 itu muncul, sejarahnya bagaimana.

Hebatnya lagi beliau lulus pada pertemuan ke-22 dengan durasi menulis buku hanya 2 hari. Satu kata. Luar biasa. Sepertinya Allah SWT memang memberikan kemampuan yang lebih kepada beliau.

Mari kita kulik satu persatu trik beliau sukses menjadi F1.

1.   Why Must be The First?

Menurut beliau menjadi penulis resume tercepat akan menempatkan tulisan kita di list teratas, dan apapun itu bila posisi di atas selalu menjadi prioritas. Terbukti resume pertama beliau mendapat perhatian 220 viewers dengan 54 komentar positif hanya dalam waktu 24 jam.

Menjadi F1 membuka kesempatan mendapatkan buku-buku karya narasumber secara free, sebagai reward atas keberhasilan beliau.

2.   Menulis resume itu bagaimana?

    Perhatikan 👇  

Menurut Bu Maesaroh cara jitu menghindari copy paste materi narasumber adalah menulis dengan teknik parafrase. Untuk lebih jelasnya. Silahkan klik 👉 Apa sih teknik parafrase itu? 

3.  Jika Lebak terkenal dengan Baduy nya, maka Lombok terkenal dengan Sasak nya. Bila Tere Liye menggunakan kata-kata pendek yang mudah dicerna, maka Bu Maesaroh menjadikan diksi dan kutipan sebagai ciri khas di setiap tulisannya.

Lalu bagaimana dengan kita? Tentunya kita ingin tulisan kita dibaca banyak orang. Oleh sebab itu kita harus memiliki karakter dan kekhasan dalam menulis. Bisa kita mulai dengan mengatur pola pikir kita.

Kemudian terus menulis, sampai ketemu cita rasa yang pas dalam menulis. 

4.  
How to be F1?

Kita perlu gawai, laptop, dan kelancaran koneksi internet (khusus untuk saya, jauh dari gangguan trio kwek-kwek alias ketiga buah hati saya 😅). Kemudian lakukan langkah-langkah berikut:


Ketika materi selesai tinggal membaca ulang, mengedit, merapikan sebelum akhirnya diposting untuk menjadi kandidat F1. 

5.   Hindari Plagiarisme. Ini menjadi hukum wajib bagi penulis, baik itu resume maupun tulisan lain. Hindari. Silahkan klik artikel 👉 Bahaya Plagiarisme!!!

6.   Yakin dan percaya kita bisa menulis. Pesan dari Bu Maesaraoh, "Menulis dan teruslah menulis, semakin sering semakin terampil. Tulislah dengan ciri khasmu, sampai orang mencari tulisanmu".

"Jadilah manusia cerdas yang siap menerima perubahan". Maesaroh, M. Pd

C.   Tanya jawab

Sesi ini merupakan sesi penting bagi saya. Disini saya belajar dari kegelisahan orang lain, memetik pelajaran dari mereka, membuat saya merasa “ I’m not alone”.

Berikut pertanyaan yang bisa saya rangkum :

1.   T : Kadang menjadi diri sendiri sulit, terpengaruh dari orang lain. Bagaimana mensiasati nya? (Inge – SMPN 3 Ngamprah)

J : Menjadi diri sendiri adalah dengan menetapkan keyakinan jika Aku bisa Aku Mampu tak perlu risau melihat seberap banyak prestasi orang lain, tak perlu silau melihat seberapa orang lain, tetapi satu yang perlu kita tanamkan saya siap menjadi Yang bermanfaat untuk orang lain

2.   T : Bagaimana cara menemukan dan mengasah karakter dalam tulisan saya?. Sebab saya merasa bahwa tulisan saya belum berkarakter dan memiliki sesuatu yang unik. (Vivin – Sumenep)

J : Banyak membaca, banyak  menulis, sehingga semakin terampil menulis. Jika menulisnya baru sekali atau dua kali tentu tidak akan membawa kita pada tulisan yang berkarakter. Kita bisa membaca tulisan orang lain sebagai referensi untuk mengembangkan tulisan kita.

3.   T : Saat menulis resume tentu kita membaca dengan detail. Hingga terkadang kita terpengaruh gaya dan bahasa dari resume narasumber. Apakah ini termasuk plagiasi? (Chaula – Malang)

J : Ketika menulis resume tentu bahasa narasumber adalah panduan/referensi. Apabila kita belum terbiasa dengan tehnik parafrase, maka tak masalah jika kita menulis bahasa narasumber dengan ketentuan memberikan tanda kutip, atau cetak miring. Di landasi dengan menyebutkan nama narasumber tersebut.

4.   T : (1) Bagaimana cara atau trik paling mudah untuk saya berada di zona yang menyenangkan para pembaca. Materi yang bersifat informasi baru. (2) Bagaimana menghindari plagiarism sebab ada beberapa pernyataan yang menurut saya baik untuk diangkat tetapi sebenarnya menyalahi aturan. (3) Cara mudah membuat resume tanpa menggunakan bahasa narasumber. (4) Bagaimana cara mengutip pendapat dari seorang tokoh untuk melengkapi tulisan. (Maria-SMPN 25 Jakarta)

J : (1) Cara aman ada di zona  yang memikat hati pembaca adalah menulis dengan bahasa sendiri, bahasa seperti apa yang ibu sukai. Bisa di awali dengan membuka cerita, memberi bait puisi, menyisipkan pantun dan lainnya. (2) Cara menghindari plagiarisme tentu dengan tehnik parafrase mengubah bahasa narasumber dengan bahasa sendiri dengan poin bahasan yang masih sama. Atau contoh paling mudah begini : Menurut bu Mesaroh menulis resume adalah... (3) Cara mudah membuat resume tanpa menggunakan bahasa narsum yaitu dengan menyertakan referesni yang related to materi. (4) Kita bisa mengutip dengan tanda petik dan menyertakan bahasa narasumber.

5.   T : Dalam menulis resume dianjurkan tidak mengcopy paste full narasumber namun harus parafrase. Saya kesulitan menyusun kata demi kata untuk menjadikan kalimat yang enak dibaca, apa lagi kalau harus membuat kalimat yang penuh dengan diksi. Nah cara menyusun kalimat yang enak dan diwarnai diksi bagaimana caranya  ? (Mutmainah – Lebak)

J : Cara menyusun kalimat yang enak dibaca dan diwarnai diksi memang perlu keterampilan husus. Makanya dalam menulis kita perlu memahami keterampilan sense of jurnalism dimana sebuah tulisan bisa memiliki ruh dan dapat menyentuh hati pembaca. Bisa di kepoin di kelas diksi.

6.   T : Apa yang ibu Mae lakukan untuk menyusun kata-kata agar cepat menjadi buku? Saya jadi penasaran. (Ahmad Zaki – SMP Bahagia Rawamangun)

J : Sebenarnya saya tak ingin jujur dengan keahlian saya, namun karena bapak bertanya maka saya harus jawab. Saya adalah seorang penulis yang pernah mengantarkan 8 sahabat saya menuju gerbang sidang ketika S2. Saya membantu mereka menyusun Tugas Akhir/Tesis sampai gerbang sidang.  Dan alhamdulilah dimudahkan.

Jadi, jika bapak bertanya, bagaimana bisa? Jawabannya, saya bisa ala biasa. Semakin kita terlatih, maka kita semakin terampil.

7.   T : (1) Bagaimana caranya supaya kita bisa percaya diri dan tidak mengganggap rendah tulisan sendiri ? (2)        Dalam membuat resume apa saja yang harus dituliskan dalam pendahualuan? (Isti Nurhayati – Palangkaraya)

J : (1) Cara agar kita bisa percaya diri tentu dengan  sering menulis, tak peduli kata orang lain, karena semakin pembaca memberi masukan tulisan kita akan semakin berkualitas. Menulis dan share tulisan via blog. (2) Sebenarnya tak ada aturan baku dalam menulis resume. Namun jika ibu ingin membukukan resume dengan cepat untuk sarat lulus, tentu di pembukaan ibu harus mengaitkan referensi lain untuk kemudian dipadukan dengan bahasa narasumber. Bisa juga dengan tehnik pemberian BLURB

8.   T : (1) Bagaimana mau membangun berbagai blog, karena belajar 1 blog saja belum mampu mengisinya? (2) Sejauh mana kita disebut melakukan  plagiarisme? (3) Bagaimana mengatur pola pikir kita agar menjadi penulis yang handal

J : (1) Justru dengan menulis di berbagai blog mambantu kita untuk lebih beradaptasi dalam menulis. Caranya bagaimana? Ya dengan mencoba dan temukan keunikannya. (2) Kita dikatakan plagiarisme ketika mengcopy seluruh tulisan/bahasa narsum. Itulah mengapa perlu tehnik parafrase. (3) Cara mengatur pola pikir kita agar menjadi penulis handal adalah dengan berusaha dan terampil dalam menulis. Percaya diri adalah kunci utama.

B.   Penutup

Penanya ke-20 menjadi akhir dari sesi tanya jawab. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 22.13 WITA. Bu Widya selaku moderator mengucapkan rasa terimakasih pada narasumber.

Beliau juga memberikan semangat kepada para peserta dengan menuliskan, “Kita tidak akan faham takdir tulisan kita akan menghilir kemana, tapi dengan tetap terus menulis insyaallah tulisan kita akan sampai pada takdir yang indah”.

Sebuah penutup yang mampu membangkitkan gairah menulis para peserta. Terbukti, sesaat setelah group WA dibuka, berlomba-lomba peserta untuk menjadi F1.


Terakhir, sebagai rasa terimakasih dan ungkapan kekaguman ijinkan saya mempersembahkan sebuah puisi untuk Bu Maesaroh. Saya tak pandai bermain diksi. Beginilah saya berpuisi.

May Dearly

May Dearly
Terimakasih 
Suratmu sudah kuterima
Membuat mataku terbuka
Dan ikut bicara
Boleh ku pinjam pena

May Dearly
Masihkah kau disana
Menginjak kersik daun jati
Berceloteh tentang Baduy
Sedang penamu selalu penuh tinta
Bagaimana bisa

Ayo main bersama

Mataram, 25 Januari 2022


Komentar

  1. Wooow keren Bu, langsung pinter puisi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha ha ha... Coba-coba saja. Belum bisa.

      Hapus
  2. Mantap.. ada puisi buat ibu nara sumber...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Narasumber begitu menggemaskan soalnya bu...

      Hapus
  3. Keren bu langsung nular puisinya bu

    BalasHapus
  4. Benar benar kerren super kerren banget ... Resume yang sangat lengkap diurai dengan bahasa yang cantik dan dibungkus tampilan yang sangat menarik ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berkat semangat dari ibu juga. Sempat saya pikir saya salah mendaftar pelatihan, tapi ibu yg menguatkan. Terimakasih banyak bu.

      Hapus
  5. mantap, uraiannya sangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu. Tulisan ibu jauh lebih bagus. Saya sering intip hehehe

      Hapus
  6. Super kerren resume yang lengkap disampaikan dengan bahasa yang sangat indah dibungkus dengan tampilan yang sangat cantik ...

    BalasHapus
  7. Keren ibu resumenya luar biasa pengen bisa nulis kayak ibu deh...🤭

    BalasHapus
  8. Wow ....sekali......pf untukmu kawan....langsung dipraktikan....esok jadi narsum nich

    BalasHapus
  9. Rwsumnya mwnarik bu, enak dibacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya belum mampu menjadi F1, tapi alhamdulillah kalau ibu merasa nyaman membacanya.

      Hapus
  10. Memang asyik baca resumenya, tau-tau sudah selesai. Ada puisi juga. Keren Bu👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu. Saya juga termotivasi semangat ibu. Yang sudah sepuh tapi semangat masih membara.

      Hapus
  11. Terimakasih banyak pak Dail. Masih belajar ini pak.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...