Langsung ke konten utama

Resume ke-1

Ide Menulis Bagi Guru "Tulis Sampai Selesai"
      
Perkenalkan nama saya Widuri Permata AR, S. Pd, saya seorang guru yang mengajar di sekolah pinggiran di NTB tepatnya di Desa Mekarsari-Kec. Gunungsari. Kabupaten Lombok Barat. Sekolah tersebut bernama SD - SMP Negeri Satu Atap 4 Gunungsari. 

       Sebenarnya saya ikut pelatihan menulis ini bisa dikatakan hanya bermodal tekad yang kuat. Dua minggu sebelum pembukaan pelatihan menulis gelombang 23 dan 24, gawai saya masuk ke dalam air, dan untuk membeli yang baru masih harus menabung dulu 😁. Jadi untuk sementara saya menggunakan gawai jadul tapi gak apa-apa selama masih bisa ber-WA. Masalahnya adalah memori, ram, dan baterai yang aus sehingga saya tidak bisa mendownload aplikasi Zoom. Saat itu saya berpikir, gak masalah bisa pakai laptop, tapi ternyata beberapa hari lalu charge laptop saya tertinggal di sekolah, dan malamnya charge tersebut hilang bersama tabung gas, gelas, mangkok, piring, dan printer sekolah (kemalingan). Baiklah mari kita berusaha saja. Man jadda wa jadda. 👍


        Pada saat pembukaan di hari Minggu tanggal 15 Januari 2022 saya tidak bisa mengikuti karena laptop baterainya ngedrop. Dalam hati saya berharap-harap cemas semoga saya tidak di kick dari grup WA karena dinilai kurang aktif.

        Untuk persiapan pertemuan 1 saya sudah meng-charge laptop menggunakan charge milik Pak Najam rekan guru di sekolah sampai penuh. Tapi ternyata pelatihan tersebut hanya melalui grup WA saja (Alhamdulillah 😇), dengan penuh semangat saya mengikuti semua materi.
Mulai dari pembukaan yang dipimpin oleh Ibu Maesaroh dari Lebak Banten selaku moderator, beliau sangat aktif dan interaktif dalam memandu jalannya materi, sehingga penyampaian materi terasa seperti live.

        Jujur saja saya tidak mengenal nara sumber yang memberikan materi, tapi bersyukurlah Ibu Maesaroh memberikan tautan ini tentang beliau https://wijayalabs.com/about . 
Beliau adalah Bapak Wijaya Kusumah, M. Pd. Teman-teman bisa langsung klik tautan diatas ya untuk mengenal lebih jauh. Materi pertama yang disampaikan Omjay (panggilan akrab beliau) adalah "Ide Menulis Bagi Guru"

1. Ide
Menurut beliau ide itu ada dimana-mana, dari sekitar kita. Apa yang kita lihat, dengar, rasakan, semua kejadian yang kita alami. Hanya saja kita yang belum terbiasa menulis. Saya suka dengan statement beliau yang mengatakan bahwa kita bisa eksis dan narsis dengan menulis. Biasanya orang eksis dan narsis khan dari foto selfie 😂. Tapi setelah dipikir-pikir benar juga ya. Setiap kita upload foto di medsos pasti kita sibuk mikirin caption yang pas dan tepat, itu termasuk bagian nulis juga khan.

2. Menulis tanpa ide (why not?)
Omjay menegaskan kita juga bisa menulis tanpa ide. Yaitu menulis apa yang kita rasakan, inginkan, dan lakukan (mungkin seperti curhat ya). 

3. Menulis adalah menyampaikan pesan
Sebagai penulis sejatinya adalah bagaimana kita menyampaikan pesan melalui tulisan. Cukup 3 alinea saja, tetapi mampu menarik minat baca untuk mengetahui pesan apa yang ingin disampaikan. Bisa dengan menyapa pembaca, atau apa saja, Omjay tidak membakukan harus seperti apa. Intinya tulis saja.

Setelah penyampaian materi ada kegiatan tanya jawab. Luar biasa ada lebih dari 30 pertanyaan yang diajukan. Saya pribadi mendapat kesempatan sebagai penanya ke-25. Intinya saya bertanya tentang bagaimana meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis. Saya menangkap jawaban beliau sebagai yang penting tulis saja, awal menulis tentu tidak sempurna, tetapi kalau terus menerus kita lakukan, tentu kita akan terbiasa, dan kemampuan kita tentu akan semakin bagus dalam menulis. Tidak percaya diri di awal itu wajar, tetapi jangan membuat itu sebagai batu sandungan untuk memulai menulis.

Banyak kesan yang saya dapatkan dari Omjay. 
👉Mantra beliau "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". 
👉Kemudian saya juga terkesan dengan jawaban beliau pada pertanyaan "Tulisan yang baik itu tulisan yang bagaimana?". Beliau menjawab "Tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. Maka tulislah sampai selesai"
Tulis apa yang kita mau tulis, kata per kata, kalimat dirangkai dengan kalimat, tidak perlu sibuk mengedit dulu. Cukup ditulis semua yang ingin kita tuliskan, sampai selesai. 
👉Jawaban beliau tentang apa dampak positif dan negatif orang yang menulis dan tidak menulis juga cukup mengejutkan saya. "Kakek saya bersama Buya Hamka memiliki peran penting dalam mendirikan sekolah Al-Azhar. Kakek saya tidak dikenal karena tidak pernah menulis, Buya Hamka terkenal karena menulis"

Luar biasa pelatihan materi 1 ini. 
Saya juga mendapatkan moodbooster ketika tulisan saya tentang PGRI diapresiasi oleh Omjay. Kepercayaan diri saya meningkat berpuluh kali lipat dalam menulis setelah dinyatakan terpilih untuk mendapatkan buku dari Omjay.

Saya menulis karena saya suka, saya suka maka saya ingin bisa, saya ingin bisa karena saya yakin bisa.
 


Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...