Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Setelah sholat Maghrib saya bersiap-siap ke TPQ untuk mengajar ngaji. Aktivitas saya sehari-hari selain mengajar di sekolah, adalah mengajar ngaji dengan metode Qiro'ati di TPQ. Al-Amin Gegutu Timur yang jaraknya sekitar 2 km dari rumah. Jadwal mengajar saya Senin-Rabu setelah Maghrib sampai Isya'.Oh ya....😏 Hp tidak boleh tertinggal! Tadi sengaja saya charge sampai full karena malam ini ada pelatihan Belajar Menulis untuk pertemuan kedua, saya tidak boleh absen.
Pertemuan kedua pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 & 24 kali ini mengambil materi "Menjadikan Menulis Sebagai Passion"Bertindak sebagai moderator malam ini adalah Ibu Helwiyah, S. Pd, MM. Beliau memandu kegiatan dengan baik, dan ramah, sehingga materi kali ini pun peserta sangat aktif. Total ada 23 pertanyaan yang terjawab dari 33 pertanyaan yang masuk, waktu berlalu 30 menit dari yang direncanakan sama sekali tidak terasa.Sama dengan pemateri sebelumnya, kali ini pun saya baru pertamakali berkenalan dengan Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd atau yang lebih akrab dipanggil Bu Kanjeng. Dari wajah di flyer yang dibagikan dan suara beliau ketika menjawab pertanyaan, saya yakin beliau orang yang ramah, bijaksana, kalem, dan menenangkan.
Saya terkesan ketika beliau mengatakan mulai menulis di usia 50 tahun , beliau juga menyebutkan bahwa blog adalah rumah tulisan, tempat beliau memarkir tulisan sebelum dipoles dan akhirnya menjadi buku. Luar biasa, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Biasanya rekan-rekan guru yang sudah berusia lanjut di sekitar saya selalu menjadikan alasan usia mereka ketika diminta melengkapi adminstrasi atau untuk belajar IT. Sepertinya mereka harus berkenalan dengan Ibu Kanjeng. 😄
Baiklah, inilah resume pelatihan kedua dengan materi
"Menjadikan Menulis Sebagai Passion"
1. Mengapa menulis harus menjadi passion
- Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualias dan kematangan berpikir
- Profesi penulis adalah profesi yang dihormati dan dihargai secara sosial
- Merasa tidak memiliki bakat menulis : Tidak sepenuhnya salah, beberapa dari kita ada yang diberikan anugerah berupa bakat menulis, tetapi meskipun tanpa bakat selama kita berminat kita bisa juga menulis. Dengan cara tetap menulis, anggap sebagai latihan, maka dengan berjalannya waktu tulisan kita pasti berkembang.
- Tidak ada waktu untuk menulis : Tidak perlu ada waktu yang khusus untuk menulis, ini hanya kembali pada keinginan kuat kita untuk menyelesaikan tulisan. Ummi Cahyani, pemilik Yayasan Daarul Mujawiddin, Mataram pernah berkata "Bila merasa malas akan sesuatu yang ingin kau jadikan tujuan, masukkan tujuanmu itu dalam list kewajiban". Bisa terapdikan pada kasus ini, kita masukkan menulis dalam list kewajiban harian kita. Tinggal kita yang mengatur, mau berapa menit atau jam, yang penting menulis setiap hari.
- Tidak memiliki ide : Om Jay sudah menjawab permasalahan ini dengan jelas pada pelatihan sebelumnya. Ide bisa ditemukan dimana-mana, apa yang kita lihat, rasakan, yang kita alami, dari video, berita, tulisan yang kita baca, dll. Tinggal dari diri kita sendiri untuk mulai menulis.
- Tidak mau dikritik : Ada ketakutan pada penulis pemula ketika memposting tulisan kemudian dikritik, akibat dikritik akhirnya merasa tulisan tidak bagus, dan akhirnya berhenti menulis. Kita hanya perlu mengubah mindset kita bahwa kritikan itu perlu kita syukuri karena ternyata ada yang membaca tulisan kita, dan pembaca ingin kita menjadi lebih baik kedepannya.
- Tidak suka menulis : Sebenarnya ini hanya menjadi kamuflase dari diri kita saja. Kita tidak pernah bisa jauh dari tulisan, di akun sosial media yang kita miliki, tentu banyak postingan foto disertai caption, ada juga postingan yang berupa curhatan, kemudian ada juga tanggapan kita terhadap kejadian disekeliling kita., berita-berita viral seperti kasus Gala Sky, atau mungkin Layangan Putus? Semua postingan itu tulisan khan?
3. Alasan untuk menulis
- Mulailah dengan mengapa : Lebih filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi, dam misi hidup kita di dunia.
- Bagaimana cara kita menuliskannya : Lebih bersifat teknis dan jawabnnya cenderung mudah dipelajari melalui proses latihan.
- Kapan kita mulai menulis : Secepatnya! 😎 Sebelum ide dan semangat itu hilang. Buat karya asli dari diri kita sendiri.
4. Langkah-langkah menjadi penulis yang baik
- Read : Baca tulisan apa saja, entah itu novel, cerpen, majalah. Apapun genrenya baik fiksi, nonfiksi, maupun biografi. Dengan membaca tentu kita akan terbiasa melihat sistematika penulisan pada buku, perbendaharaan kata yang banyak, keluasan berpikir penulis, yang dari sana kita bisa mendapatkan fakta-fakta tanpa perlu meriset terlebih dahulu. Tentu ini akan memperkaya tulisan kita!
- Discuss : Penting dilakukan dalam menulis, karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan baca yang kita baca dengan bacaan orang lain, atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita didampingi mentor menulis yang tepat.
- Look and Feel : Lihat dan rasakan. Resapi semua kejadian yang ada di sekitar kita, baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain yang kita saksikan atau kita baca di media.
- Socialize : Seberapa banyak pengetahuan, pengalaman, dan kisah orang lain yang dapat kita serap?
5. Persiapan menulis
👉Menggali dan menemukan gagasan/ ide : Ide ada dimana-mana, bisa dari bacaan yang kita baca, kisah hidup orang lain atau kita sendiri, segala sesuatu yang ada disekitar kita bisa menjadi ide. Salah satu metode yang bisa kita lakukan untuk mempercepat menemukan ide adalah brainstorming.
👉Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca : Sasaran pembaca untuk tulisan yang kita buat sangat penting dalam menentukan warna tulisan. Kita juga harus bisa memastikan bahwa tulisan kita marketable. Tapi tentunya sebagai penulis pemula hal ini bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Yang terpenting adalah mulai menulis, dan terus menulis.
👉Menentukan topik : Setelah mengetahui tujuan tulisan yang akan dibuat, kemudian memilih genre tulisan dan sasaran yang akan dipilih, baru ditetapkan topik. Misalnya, penulis bertujuan memberikan info seputar kesehatan, bisa dipilih genrenya tulisan populer. Apabila sasarannya manula, bisa kita buat topik "Hidup sehat di usia senaja".
👉Membuat outline : Outline atau kerangka tulisan cukup dengan garis besarnya saja yang penting bisa menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.
👉Mengumpulkan bahan materi/ buku : Setelah topik ditentukan, menulis akan menjadi lebih mudah jika penulis mengumpulkan buku-buku sesuai topik untuk memperkaya referensi, sehingga semakin banyak ide dan gagasan yang bisa dikembangkan.
6. Penyelesaian naskah
- Editing :
- Baca ulang naskah yang sudah kita buat
- Sempurnakan naskah
- Revising :
- Mengubah beberapa bagian naskah
- Melengkapi naskah
- Mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan tulis
- Publishing
- Pengiriman naskah
- Pracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN proof reading)
- Pencetakan
- Promosi dan distribusi
Ah, akhirnya selesai juga resume kedua ini.
Melihat teman-teman bisa menulis resume dengan cepat, tanpa kehilangan mutu pada tulisan alias bagus-bagus semua 😀👍. Ada terbersit rasa, kok gak bisa seperti mereka ya. Tapi saya kembalikan pada apa kata Bu Kanjeng "Menulis itu harus sabar, lebih fokus pada ketekunan dalam proses menulis".
Inilah yang saya coba lakukan. Dengan segala kekurangan yang saya miliki, saya tetap berusaha untuk menyelesaikan resume ini. Beliau juga mengatakan "Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir sempurna, juga jangan terlalu idealis". Kata-kata ini sangat memotivasi saya.
Saya mengartikan disini, orang yang bekerja sesuai passionnya, dalam hal ini adalah menulis, akan selalu bergairah ketika memegang pena atau di depan laptop, kreatifitasnya akan mengalir melalui kata demi kata yang dituliskannya tanpa batas, setiap menulis dia akan bersemangat, merasa bahagia, dan penuh harapan, dan semua itu dituangkan dalam coretan-coretannya.
Semangat Menulis 💪💪💪
Tulis Sampai Selesai 😇
Masih yang terbaik...tulisannya tetap menyenangkan untuk saya baca ya...secara dari SD buku diarinya jadi buku cerita yg menarik sekali saya baca hahahhahaha
BalasHapusTerimakasih adikku. Jadi semangat niiii
HapusMantap dan luar biasa bu wid, semangat terus
BalasHapusTerimakasih. Harus selalu semangat. Salam Literasi.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap bu wid..👍👍👍
BalasHapusttp smangaaaaaaat💪💪💪
Semangat selalu yessss.
HapusMantap bu'Guru👍👍👍
BalasHapusttp semangat menulis💪💪💪
Terimakasih. Sama-sama semangat belajar nulis ya.
HapusBlognya rapi bu, salam kenal dari Kota Jambi
BalasHapusRapi karena belum ada apa-apa nya hehehe. Salam kenal dari Lombok Barat bu.
HapusKeren resumenya, good...
BalasHapusTerimakasih bu. Salam Literasi.
Hapus"Menulis harus dengan penuh Kesabaran ". Sebagai penulis pemula tekunlah dalam proses menulis . Daripada berfokus pada kesempurnaan ataupun idealisme, hendaknya kita mencoba untuk terus menulis semampunya disertai dengan konsistensi Maka kita akan memetik hasilnya
BalasHapuscakep dan mantap.
Terimakasih pak Dail. Kadang rasa kurang sabar itu yg datang. Apalagi liat teman udah selesai. Kok saya gak bisa begitu. Mudah-mudahan saya bisa tekun. Mohon bimbingannya
Hapus