Langsung ke konten utama

Seratus Hari Pertama

 


Seratus Hari Pertama

Sabtu, 14 Mei 2022 untuk kesekian kalinya sekolah kami melaksanakan rapat koordinasi. Agenda kali ini adalah tentang penerbitan buku, kegiatan halal bihalal guru se-Kabupaten Lombok Barat, rangkaian perpisahan kelas IX dan kelas VI, pelaporan nilai ujian kelas IX, persiapan pelaksanaan semester genap, dan kenang-kenangan untuk rekan guru yang lulus PPPK di sekolah lain. Seperti biasa rapat dilaksanakan setelah proses belajar mengajar. Satu persatu agenda tersebut kami bahas bersama. Hingga menemukan titik temu kesepakatan.

Ada satu agenda yang paling menarik menurut saya. Yaitu tentang penerbitan buku. Menurut saya ini adalah proyek literasi sekolah yang perlu diacungi jempol.

Proyek ini diinisiasi oleh kepala sekolah kami Bapak Lalu Warige Hadinata, M. Pd. Pertama kali diutarakan pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2022. Tema yang diusung adalah pengalaman selama mengajar di SDN 2 Mekarsari atau SD-SMPN Satu Atap 4 Gunungsari.

Rencananya tulisan rekan-rekan guru akan dikumpulkan menjadi sebuah buku antologi yang diterbitkan untuk kalangan sendiri. Beliau memberikan batas waktu pengumpulan naskah sampai hari Kamis, 28 April 2022. Saya diberi kepercayaan untuk menjadi kurator naskah.

Sedikit pesimis di awal. Karena rekan-rekan guru seolah ogah-ogahan menyambut proyek ini. Dengan berbagai macam alasan seperti gak bisa nulis, gak punya ide, tidak punya waktu untuk menulis, dan sederet alasan klasik lainnya.

Seminggu menjelang batas pengumpulan hanya 30% guru yang mengumpulkan. Bahkan kepala sekolah sudah mempersiapkan diri untuk kecewa bila ternyata yang mengumpulkan naskah hanya 50% nya saja. Beliau mengatakan berapa pun naskah yang terkumpul buku antologi tetap harus terbit.

Bisa dibilang sedikit ada unsur pemaksaan di sana. Tapi pemaksaan yang berujung manfaat saya rasa tidak ada salahnya. Dipaksa, terpaksa, lalu bisa itulah frasa yang tepat saya rasa untuk melukiskan kondisi saat itu.

Tepat pada batas waktu yang ditentukan belasan naskah masuk via japri. Total ada 18 guru dari 20 guru yang mengirimkan naskah. Luar biasa. Sebagai kurator tentu saja saya merasa bahagia.

Tak hanya sebagai kurator saya mencoba mempraktikkan ilmu yang saya peroleh dari Pelatihan Menulis Bagi Guru bersama PGRI di gelombang 23 yang lalu. Saya mencoba menjadi editor dan proofreader dadakan.

Tujuan saya hanya satu membuat naskah menjadi lebih indah tanpa mengurangi isi cerita. Tentu saja saya meminta ijin terlebih dahulu kepada penulis. Karena hak mutlak sebuah tulisan adalah milik penulisnya.



Kisah yang tertulis sangat inspiratif. Ada yang bercerita tentang perjalanan mereka sampai akhirnya menjadi guru, interaksi dengan siswa, suka duka selama menjadi guru, sampai metode ajar.

Sangat membanggakan bagi kami karena Bapak Fauzan Khalid Bupati Lombok Barat bersedia menuliskan kata pengantar untuk buku terbitan pertama ini. Membuat kami merasa berharga meski jauh terletak dari pinggiran ibu kota kabupaten.

Bila dihitung-hitung Sabtu ini adalah seratus hari pertama kepala sekolah baru kami bekerja. Masih banyak yang harus dibenahi dari sekolah kami. Baik sumber daya manusia maupun fisiknya. Seratus hari pertama bisa masuk dalam rencana kerja jangka pendek.



Kedepannya tentu kami mengharapkan program-program yang dicanangkan dapat terlaksana maksimal untuk kemajuan SDN 2 Mekarsari dan SD-SMPN Satu Atap 4 Gunungsari.

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Teh Pucuk Penghilang Dahaga Amira anakku yang paling kecil badannya panas dari semalam. Susah sekali makan. Biasanya kalau sakit dia paling suka makan bakso. Dan baksonya harus bakso Widodo di Cemara. Dan disinilah aku sekarang, berdiri mengantri, menunggu giliran pesananku di bungkus. Karena jam makan siang adalah jam tersibuk untuk bakso Widodo yang kenikmatannya tidak perlu ditanyakan lagi.  Tanggal tua, anak sakit, belum beli beras, minyak goreng naik, dan uang sisa selembar warna merah di dompet adalah kombinasi yang sangat bagus. Ditambah cuaca panas menyengat, membuat tenggorokanku terasa kering terbakar. Rasanya aku butuh yang dingin-dingin untuk membuatnya normal. Tepat di hadapanku seorang pedagang kaki lima (biasa kupanggil Amaq panggilan untuk bapak bagi orang Sasak), sedang menunggui dagangannya. Segala macam minuman segar semakin membuat rasa hausku bertambah-tambah. Seandainya ini bukan tanggal tua tentu akan kutegur ramah Amaq seperti biasa, membeli beberapa min...

Membangun Budaya Positif di Sekolah

  Membangun Budaya Positif di Sekolah Oleh: Widuri Permata Anggarbini Rayes, S. Pd  CGP Angkatan 10 Kab. Lombok Barat  Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga mendorong tumbuhnya nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kejujuran, tanggung jawab, empati, kerjasama, dll yang mendukung perkembangan karakter siswa. Budaya ini melibatkan lebih dari sekadar penerapan aturan dan hukuman, mengutamakan restitusi dalam upaya menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa. Konsep Inti Budaya Positif Budaya positif di sekolah mencakup beberapa konsep inti yang saling berkaitan: 1.      Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Disiplin positif adalah pendekatan yang mengutamakan penghargaan terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Ini membantu siswa memahami pentingnya perilaku baik bukan karena takut hukuman tetapi karena mereka menghargai nilai-nilai tersebut Makna Disiplin...
  Peran Coach dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dalam dunia pendidikan, peran seorang coach atau pelatih di sekolah semakin dianggap penting untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif. Peran ini menjadi semakin relevan dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), seperti yang diuraikan dalam modul-modul pendidikan guru penggerak. Pembelajaran Berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, ditekankan bahwa seorang guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Pendekatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang profil belajar siswa, yang meliputi kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Sebagai seorang coach, tugas utama adalah membantu guru-guru lain dala...