Untuk setiap sembilu yang kau beri
Getir yang tak kau sudahi
Perih yang berujung frustasi
Ternyata aku pernah benar-benar membenci.
Nalarku seketika terbatas
Langkah kakiku serapuh kertas
Kesumat membuat jiwaku dirampas
Setengah iblis di hatiku tertawa lepas.
Dan aku lelah
Jadi...
Kuputuskan untuk mengampunimu
Meski maaf tak meluncur dari mulutmu
Kepada yang pernah ku benci
Aku sekarang baik-baik saja
Meski itu membekas menempel tak mau lepas
Tapi jiwaku sudah bebas.
Kepada yang pernah ku benci
Kau bukan lagi pemilik singgasana
Tak bisakah kau hanya berdzikir saja
Istirahat lah tubuhmu terlalu renta.
Mataram, 03 April 2022
Komentar
Posting Komentar